Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN WORK-FAMILY CONFLICT TERHADAP BURNOUT SYNDROME PADA PEGAWAI SWASTA JAKARTA SELATAN TAHUN 2024 Angelia, Meisya; Simanjorang, Chandrayani
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.31673

Abstract

Prevalensi gangguan mental emosional pada pegawai swasta di Indonesia sebesar 6,3%. Work-family conflict sebagai bentuk konflik peran menjadi salah satu faktor risiko burnout syndrome. Adanya tren generasi sandwich di Indonesia, dapat memicu terjadinya work-family conflict pada individu muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan work-family conflict terhadap burnout syndrome pada pegawai swasta Jakarta Selatan tahun 2024. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2024 di Jakarta Selatan dengan 154 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan desain penelitian cross sectional.  Kriteria inklusi sampel mencakup pegawai swasta yang bekerja di gedung perkantoran Office 88 Kasablanka, Pondok Indah Office Tower, Gandaria 8 Office Tower, dan Pacific Place. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner karakteristik responden, kuesioner MBI-GS, kuesioner Work-Family Conflict Scale, dan kuesioner MSPSS. Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariat dengan uji cox regresi. Dari 154 responden, didapatkan 40,3% mengalami burnout, dan 51,3% mengalami work-family conflict tinggi. Uji cox regresi menunjukkan work-family conflict ( PR = 5,595, p-value < 0,001; 95% CI 2,406 – 13,013) memiliki hubungan yang signifikan terhadap burnout syndrome dengan dikontrol oleh variabel cofounder yang mencakup usia, tingkat pendidikan, lama masa kerja, dan dukungan sosial. Berdasarkan hasil analisis multivariat yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel work-family conflict berisiko 5,6 kali terhadap burnout syndrome setelah dikontrol oleh variabel cofounder yang mencakup usia, tingkat pendidikan, lama masa kerja, dan dukungan sosial.