Rendahnya cakupan ASI Eksklusif merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat di dunia. Pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, hal ini disebabkan oleh karena kesadaran masyarakat dalam pemberian ASI Ekskluif masih sangat rendah. Studi awal yang dilakukan di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado tahun 2022, didapatkan jumlah bayi 307 yang mendapat ASI Ekslusif 77 (25,2 %) (Profil Puskesmas Bahu 2022). Dari hasil wawancara 10 ibu terlihat bahwa 7 ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik melalui pendekatan croos sectional. Data primer bersumber dari 31 responden (sampel) ibu-ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan, ditunjang dengan data sekunder yang bersumber dari berbagai referensi terkait bahasan penelitian. Data diolah secara univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square pada taraf signifikansi (?) 5% dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 45.2% yang memberikan ASI Eksklusif, 90.3% memiliki tingkat pengetahuan baik, 77.4% memiliki tingkat pendidikan tinggi, 61.3% memiliki pekerjaan, 96.8% dukungan tenaga kesehatan, dan 74.2% dukungan keluarga. Sementara itu dari hasil analisis bivariat diperoleh bahwa secara statistik menunjukan bahwa hanya faktor pekerjaan yang memiliki hubungan bermakna terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu-ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Sementara 4 faktor lainya (pengetahuan, pendidikan, dukungan tenaga kesehatan dan dukungan keluarga tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado