Perilaku menyontek masih menjadi permasalahan di lembaga pendidikan. Fenomena perilaku menyontek ini mengindikasikan masih terdapat keabsenan sekolah dalam mewujudkan tujuan lembaga pendidikan yang berintegritas. Penelitian ini berupaya mengidentifikasi pengaruh stigmatisasi yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan terhadap perilaku menyontek pascapandemi Covid-19. Serta, mengkomparasikan pengaruh jenis sekolah terhadap perilaku menyontek. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Peneliti mengambil 313 (15% dari populasi) responden berasal dari SMA berbasis umum dan SMA berbasis agama di Purwokerto dengan menggunakan teknik sampling proportionate stratified random sampling. Analisis data menggunakan tabel silang dan Chi Kuadrat K sample. Hasil penelitian menunjukkan hasil nilai Chi Square adalah dengan 2.189 Asymp. Sig. 0.139 > 0.05, nilai Asymp.Sig. menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingan dengan nilai : 0.05. Maka dapat disimpulkan, tidak ada perbedaan signifikan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam melakukan perilaku menyontek. Sementara, hasil nilai Chi Square adalah 3.518 dengan nilai Asimp. Sig sebesar 0.061 yang akan dibandingkan dengan nilai : 0.1. Terlihat nilai Asimp. Sig 0.061 > 0.10, dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara jenis sekolah dengan perilaku menyontek. Artinya, penelitian ini membuktikan bahwa SMA berbasis agama dan SMA berbasis umum memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan SMA berbasis umum mendominasi perilaku menyontek yang terjadi saat mengerjakan ujian dibandingkan dengan SMA berbasis agama.