Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mediasi Tiongkok dalam Normalisasi Hubungan Diplomatik Iran-Arab Saudi 2023 Abdullah, Abdullah
Global and Policy Journal of International Relations Vol 13, No 01 (2025)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v13i01.5095

Abstract

ABSTRACT The bilateral relations between Saudi Arabia and Iran are characterized by turmoil. Tensions reached a peak in 2016 with the execution of Nimr Al-Nimr, a Shia cleric, which sparked the arson of the Saudi Arabian embassy in Iran and severed diplomatic relations between the two countries. This conflict is rooted in differences in political views that have caused regional polarization and geopolitical instability in the Middle East, as well as having an impact on global economic stability related to oil supplies. Even though other countries' diplomatic efforts failed, the People's Republic of China (PRC) succeeded in becoming a mediator in normalizing relations between Saudi Arabia and Iran in 2023. China plays an important role as a mediator in efforts to reduce tensions between Iran and Saudi Arabia. This article examines the mediator role played by China during the dispute resolution process in diplomatic relations between the two countries. In this process, China succeeded in facilitating dialogue between the two countries, focusing on strategies, goals, interests and challenges faced during the mediation process. Research findings show that China's involvement contributed significantly to building trust between countries in conflict, thereby successfully convincing both parties. to normalize diplomatic relations. Keywords: Arab Saudi, Iran, Mediation, Normalization, China ABSTRAK Hubungan bilateral Arab Saudi dan Iran diwarnai oleh gejolak yang cenderung terlihat sebagai persaingan dan konflik. Ketegangan mencapai puncaknya pada tahun 2016 dengan eksekusi Nimr Al-Nimr, seorang ulama Syiah, yang memicu pembakaran terhadap kedutaan Arab Saudi di Iran dan memutus hubungan diplomatik kedua negara. Konflik ini berakar pada perbedaan pandangan politik yang menyebabkan polarisasi regional dan ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah, serta berdampak pada stabilitas ekonomi global terkait pasokan minyak. Meskipun upaya diplomatik negara- negara lain gagal, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berhasil menjadi mediator dalam normalisasi hubungan Arab Saudi dan Iran pada tahun 2023.Tiongkok memainkan peran penting sebagai mediator dalam upaya meredakan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi. Artikel ini menelaah peran mediator yang dijalankan Tiongkok selama proses penyelesaian sengketa dalam hubungan diplomatik kedua negara. Dalam proses tersebut Tiongkok berhasil memfasilitasi dialog antara kedua negara tersebut, dengan fokus pada strategi, tujuan, kepentingan dan tantangan yang dihadapi selama proses mediasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan Tiongkok berkontribusi secara signifikan dalam membangun kepercayaan antar negara yang berkonflik, hingga berhasil meyakinkan kedua belah pihak untuk menormalisasi hubungan diplomatik. Kata Kunci: Arab Saudi, Iran, Mediasi, Normalisasi, Tiongkok
Dukungan Masyarakat Sipil Internasional Pada Gerakan #Forbali Menolak Reklamasi Teluk Benoa Setiawan, Arief; Azis, Aswin Ariyanto; Abdullah, Abdullah
Global and Policy Journal of International Relations Vol 12, No 01 (2024)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v12i01.4390

Abstract

Abstract This article has question about the role of international civil society organizations (CSOs) in #ForBALI movement to Reject Benoa Bay Reclamation. This article has purpose to describe the network of the #ForBALI movement with international CSOs in the environmental conservation campaign, rejecting the reclamation of Benoa Bay in Bali. Based on socio-cultural aspects, this movement later developed into a global issue due to the efforts of the activists who involved in this movement. Therefore, the internationalization aspect of the movement is important to be studied furthermore because studies of global social movements tend to only discuss the strategy and tactics. The involvement of international civil society, either directly or indirectly, is often neglected in the study of global social movements. In this case, international CSOs has great role to campaign abroad. Therefore, this article tries to dig deeper into the role of international civil society in the #ForBali Movement to Reject Benoa Bay Reclamation. Keywords: Social Movement, International Civil Society Organization, #ForBali Movement, Benoa Bay Reclamation Artikel ini memunyai pertanyaan mengenai peran organisasi masyarakat sipil internasional dalam gerakan #ForBALI Tolak Reklamasi Teluk Benoa. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan jejaring gerakan #ForBALI dengan organisasi masyarakat sipil internasional dalam kampanye pelestarian lingkungan, menolak reklamasi Teluk Benoa di Bali. Juga untuk mendeskripsikan proses pembentukan struktur gerakan #ForBALI yang melibatkan jejaring masyarakat sipil internasional. Berbasis aspek sosio-kultural, gerakan ini kemudian berkembang menjadi isu global akibat usaha-usaha yang dilakukan oleh para aktivis yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, aspek internasionalisasi gerakan menjadi penting untuk ditelaah lebih jauh lagi karena kajian atau studi gerakan sosial global cenderung hanya membahas tentang strategi dan taktik gerakan. Keterlibatan masyarakat sipil internasional, baik langsung atau tak langsung, seringkali terabaikan dalam kajian gerakan sosial global. Dalam gerakan ini, CSOs internasional memunyai peran besar dalam mengkampanyekan pada level global. Oleh karena itu, artikel ini mencoba untuk menggali lebih dalam lagi mengenai peran masyarakat sipil internasional dalam Gerakan #ForBali Tolak Reklamasi Teluk Benoa. Kata Kunci : Gerakan Sosial, Organisasi Masyarakat Sipil Internasional, Gerakan #ForBali, Reklamasi Teluk Benoa.DOI: https://doi.org/10.33005/jgp.v12i01.4390