Bus Trans Semanggi Listrik Kota Surabaya merupakan bentuk skema dari Buy The Service (BTS) yang diciptakan oleh Kementerian Perhubungan. Keberadaan Bus Trans Semanggi bertujuan untuk dapat mengurangi kemacetan Surabaya, dengan ini Bus Trans Semanggi sebagai bentuk peningkatan kualitas transportasi umum. Namun berkaitan dengan peningkatan kualitas transportasi umum Bus Trans Semanggi listrik dalam pengoperasiannya masih memiliki kendala yang berhubungan dengan masalah teknis armada bus yang masih mengalami kendala. Berkenaan dengan masalah teknis, maka dalam penelitian ini menganalisis hubungan governance network antara pemerintah dengan pihak swasta dalam pengoperasian Bus Trans Semanggi Listrik, aktor pelaksana dari Bus Trans Semanggi ini yaitu PT. Damri, PT.Inka, PT. IMSS dan PT. Surveyor. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah governance network yang dilaksanakan Bus Trans Semanggi Listrik apakah sudah berjalan dengan baik, dengan analisis menggunakan Teori Klijn&Joop (2016) meliputi 3 garis besar yakni analisis aktor, analisis proses, dan analisis kelembagaan.