Negara Indonesia saat ini adalah penghasil cadangan nikel terbesar didunia. Pada proses peleburan nikel dengan kategori dari bijih laterite biasanya digunakan untuk membuat nikel matte, ferronikel, atau logam nikel. Bijih nikel laterite terbagi 2 jenis yaitu jenis saprolite dan limonite. Jenis nikel laterite yang memiliki kadar Ni yang tinggi dapat diolah melalui proses pirometalurgi dan untuk kadar Ni yang rendah dapat diolah menjadi melalui proses hydrometalurgi. Pembuatan feronikel saat ini yang banyak digunakan di Indonesia yaitu menggunakan metode (RKEF) Rotary Kiln Electric Furnace. Bijih ore nikel laterit yang diambil dari area penambangan akan dibawa dan disimpan dalam gudang bijih ore basah dengan kandungan air bebas sekitar 30-40%, lalu akan dibawa melalui proses pemanasan terlebih dahulu pada tanur pengering rotary dryer hingga kandungan air sisa berkurang minimal 20% dan maksimal 15%. Lalu dilakukan proses pemanasan lanjutan dan penambahan karbon atau semicoke di Rotary kiln. Di dalam Rotary kiln akan mengalami proses kalsinasi-reduksi, dimana proses kalsinasi merupakan proses pengeringan lanjutan pada tanur reduksi rotary kiln dengan penambahan karbon yang dimana diharapkan terjadi proses disosiasi mineral untuk menghilangkan kandungan air dari 20 – 15% hingga menjadi yang diinginkan 0%. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan kadar Ni pada bijih ore nikel dan menghindari terjadinya ledakan – ledakan yang tidak di inginkan ketika kalsin ini akan dileburkan dalam tungku furnace. Objek yang diteliti yaitu jenis ore nikel laterite hasil tambang, ore kering yang telah melewati proses pengering di dryer kiln dan ore yang telah menjadi kalsin setelah melewati tanur reduksi rotary kiln.