Program Keluarga Berencana (KB) memegang peran strategis dalam upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi. Pemilihan metode kontrasepsi yang tepat dan berkelanjutan pada pasangan usia subur (PUS), khususnya yang berusia di bawah 20 tahun, merupakan aspek krusial dalam keberhasilan program ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat dukungan suami dan latar belakang pendidikan dengan pemilihan metode KB pada PUS muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan desain studi cross-sectional dan melibatkan 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi di wilayah kerja PMB Dwi Irma - Suci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (90%) mendapatkan dukungan dari suami dan seluruhnya memilih metode KB modern. Sebaliknya, ketidakadaan dukungan suami berkorelasi dengan penggunaan metode KB tradisional atau tanpa metode. Lebih lanjut, tingkat pendidikan suami berpengaruh secara signifikan terhadap dukungan yang diberikan—seluruh suami dengan pendidikan tinggi mendukung penggunaan KB modern. Uji statistic chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dan pemilihan metode KB dengan nilai p = 0,001 (α = 0,05), serta antara Tingkat Pendidikan suami dengan dukungan yang diberikan p = 0,004 (α = 0,05), yang berarti nilai p < α. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dukungan dan latar belakang Tingkat Pendidikan suami sangat mempengaruhi metode KB yang digunakan. Temuan ini mengindikasikan bahwa dukungan suami dan latar belakang pendidikan merupakan determinan penting dalam pengambilan keputusan terkait kontrasepsi, khususnya pada pasangan usia muda. Oleh karena itu, intervensi program KB yang lebih partisipatif dan berbasis pasangan sangat diperlukan guna meningkatkan partisipasi pria dan efektivitas layanan KB di Indonesia.