<![CDATA[AbstrakPemberdayaan mustahiq itu penting untuk diperbincangkan dalam upaya mencari solusi terbaik baik dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indikator keberhasilan program desa tangguh yang terimplementasi dalam kegiatan pembinaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam proses pelaksanaan program desa tangguh ada beberapa tahapan yaitu melakukan survey wilayah, penilaian, rapat komite, sosialisasi program, dan pelaksanaan program. Faktor pendukung yaitu dukungan dari pemerintahan desa, bantuan dari para relawan, stakeholder, dan mitra desa tangguh, faktor penghambat kegiatan ini yaitu Kristenisasi, jarak tempuh yang cukup jauh, dan kebudayaan yang masih di pegang teguh masyarakat adalah kepercayaan animisme. Partisipasi dari para penerima manfaat sangat baik dibuktikan dengan mereka mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Tim Desa Tangguh peduli.Kata kunci: Pemberdayaan Mustahiq, Implementasi Program, Desa Tangguh AbstractThe empowerment of beneficieries is important to be discussed in an effort to find better solutions for alleviating poverty and improving the welfare of society as a whole. This study aims to determine successful indicators of the resilient village program implemented in development activities. It used a descriptive qualitative approach. Data collection used was observations and interviews. For data analysis, we did data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results show there are stages used for the processes toward the resilient village program: conducting area surveys, assessments, committee meetings, program socialization and implementation. Supporting factors include support from the village government, volunteer assistance, stakeholders, and DT partners. Inhibiting factors include Christianization, distance, and the culture firmly held by the animist belief community. Beneficiaries’ participation is evidenced by their activities organized by Desa Tangguh peduli Team.Keywords: Mustahiq Empowerment, Program Implementation, Resilient Village]]>
