Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KONTRIBUSI HUMAN FACTORS PADA KEJADIAN KECELAKAAN TAMBANG BERAKIBAT FATAL DI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHUN 2022 Tardeli, Alles Sandra; Djunadi, Zulkifli; Nurdiansyah, Warid
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pertambangan merupakan industri yang padat modal dan padat risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3), yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian, pengangkutan dan pencucian serta pascatambang, yang pada umumnya dilaksanakan di area yang terpencil (remote area), oleh karena itu kegiatan pertambangan sangat rentan terhadap risiko K3 terutama kecelakaan tambang. Tujuan penelitian ini melakukan kajian analisis gap Human Factors dengan metode HFACS dan Interaksi antar faktor yang berkontribusi terhadap kejadian Kecelakaan Tambang Berakibat Fatal pada tahun 2022. Metode Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) dikembangkan oleh Wiegmann dan Shapell pada tahun 2003 yang didasarkan pada model swiss cheese, pada penelitian ini akan secara lebih mendalam mengungkap bahwa faktor kontribusi manusia yang tidak muncul secara tiba-tiba atau akibat pelanggaran individual pekerja namun ada kontribusi dari kegagalan pengelolaan organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain case study terhadap laporan Berita Acara hasil investigasi Kecelakaan Tambang berakibat 8 perusahaan pertambangan mineral dan batubara pada tahun selama periode bulan Januari sampai dengan Desember 2022. Hasil dari penelitian ini terdapat 43 penyebab dari sisi human factors, dengan distribusi terdiri atas skill-based error sebesar 2%, decision error sebesar 14%, perceptual error 2%, exceptional violation 0%, lingkungan fisik 5%, lingkungan teknis 9%, kondisi operator 7%, keterbatasan fisik/mental 0%, kegagalan pengelolaan pekerja 7%, kesiapan personil 2%, supervisi yang tidak memadai 16%, operasi yang tidak sesuai rencana 5%, gagal memperbaiki masalah 0%, pelanggaran kepemimpinan 2% dan proses organisasi sebesar 9%.
Sejarah dan Proyeksi Masa Depan Pemanfaatan Nikel Indonesia Irzon, Ronaldo; Hermiyanto, Heri; Rizkika, Ollybinar; Tardeli, Alles Sandra
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 26 No. 3 (2025): JURNAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v26i3.975

Abstract

Nikel adalah salah satu sumber daya mineral unggulan Indonesia dan merupakan logam yang berperan strategis dalam industri global. Studi ini bertujuan untuk membahas sejarah, kondisi terkini, serta proyeksi masa depan industri nikel di Indonesia. Terdapat dua tipe endapan nikel, yaitu sulfida dan laterit. Nikel di Indonesia didominasi oleh tipe laterit yang tersebar luas di Sulawesi, Halmahera, dan Papua. Eksplorasi nikel di bumi Nusantara telah dimulai sejak tahun 1901. Oost Borneo Maatschappij dan Bone Tole Maatschappij adalah perusahaan yang melakukan eksplorasi nikel ketika masa kolonial. Pasca kemerdekaan, PT INCO dan PT Aneka Tambang berperan penting dalam eksploitasi logam tersebut. Kebutuhan global untuk industri baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik mendorong peningkatan produksi nikel Indonesia sejak tahun 2017. Pemerintah telah menerapkan kebijakan hilirisasi dan larangan ekspor bahan mentah untuk meningkatkan nilai tambah industri nikel domestik. Dengan cadangan nikel terbesar secara global, Indonesia berpeluang untuk menjadi pemain kunci industri nikel pada masa mendatang. Indonesia perlu mengoptimalkan pemanfaatan metal companions sambil terus mengontrol kemungkinan pencemaran lingkungan akibat industri pertambangan dan pengolahan nikel. Sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pemanfaatan nikel Indonesia. Kata Kunci: Nikel, Indonesia, laterit, metal companions, hilirisasi   Abstact Nickel is one of Indonesia’s leading mineral resources and plays a strategic role in the global industry. This study aims to discuss the history, current conditions, and future projections of the nickel industry in Indonesia. There are two types of nickel deposits: sulfide and laterite. Indonesia’s nickel is predominantly of the laterite type, which is widely distributed in Sulawesi, Halmahera, and Papua. Nickel exploration in the archipelago began in 1901. Oost Borneo Maatschappij and Bone Tole Maatschappij were companies conducting nickel exploration during the colonial era. After independence, PT INCO and PT Aneka Tambang played significant roles in the exploitation of the metal. The global demand for the stainless steel and electric vehicle battery industries has driven Indonesia’s nickel production growth since 2017. The government has implemented downstream processing policies and export bans on raw materials to increase the added value of the domestic nickel industry. With the world’s largest nickel reserves, Indonesia has the potential to become a key player in the nickel industry in the future. Indonesia needs to optimize the utilization of metal companions while continuously controlling the potential environmental pollution caused by nickel mining and processing industries. Synergy between the government, industry players, and the public is essential for the successful utilization of Indonesia’s nickel. Keywords: Nickel, Indonesia, laterite, metal companions, downstream