Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang menyediakan program pendidikan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau kelainan perilaku. Anak penyandang disabilitas sering menghadapi permasalahan komunikasi yang dapat menghambat proses belajar-mengajar serta interaksi sosial mereka. Hambatan ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada bahasa dan bicara. Sehingga diperlukan intervensi terapi wicara untuk membantu mereka dalam berkomunikasi dan mencapai potensi yang mereka miliki secara maksimal. Intervensi terapi wicara ini dilakukan oleh tenaga profesional yang disebut sebagai Terapis Wicara. Namun kebutuhan akan tenaga terapi wicara di Sekolah Luar Biasa (SLB) masih menjadi isu yang belum sepenuhnya teratasi. Oleh karena itu diperlukan persepsi orang tua terhadap pengadaan tenaga terapis wicara pada Sekolah Luar Biasa (SLB) di Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling karena jumlah responden sebanyak 70 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap tata laksana terapis wicara di SLB, peran terapis wicara di SLB, pengadaan terapis wicara di SLB, dan kolaborasi antara terapis wicara dan orang tua di SLB. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan tenaga terapis wicara di SLB Surakarta.