Students’ interest in learning Fiqih is often low due to monotonous and less interactive teaching methods. This study aims to explore the strategies used by Islamic Education (PAI) teachers in developing Fiqih learning media to enhance students’ interest in learning at SMP Anugrah, Tanjung Medan Village. This research employs a qualitative approach with a case study method. Data were collected through interviews with PAI teachers, classroom observations, and documentation of teaching materials. The results show that PAI teachers developed technology-based learning media such as animated videos, infographics, and interactive quiz applications. The use of these media increased student engagement in Fiqih learning. Students became more active, enthusiastic in discussions, and showed improvement in learning outcomes. Teachers also stated that digital media are more effective in delivering abstract concepts compared to traditional lecture methods. However, there are challenges in implementing these media, such as limited technological facilities and a lack of training for teachers. Therefore, support from the school is needed in providing technological infrastructure and training so that the use of technology-based learning media can be optimized. Abstrak Minat belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih sering kali rendah akibat metode pembelajaran yang monoton dan kurang interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengembangkan media pembelajaran Fiqih guna meningkatkan minat belajar siswa di SMP Anugrah, Desa Tanjung Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi kelas, dan dokumentasi materi ajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI mengembangkan media pembelajaran berbasis teknologi, seperti video animasi, infografis, dan aplikasi kuis interaktif. Penggunaan media ini meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Fiqih. Siswa menjadi lebih aktif, antusias berdiskusi, dan menunjukkan peningkatan hasil belajar. Guru juga menyatakan bahwa media digital lebih efektif dalam menyampaikan konsep abstrak dibandingkan metode ceramah. Namun, terdapat tantangan dalam penerapannya, seperti keterbatasan fasilitas teknologi dan kurangnya pelatihan bagi guru. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan sekolah dalam penyediaan infrastruktur dan pelatihan guru agar penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi dapat berjalan optimal.