<![CDATA[Hipertensi adalah tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Relaksasi otot secara bertahap mengarahkan perhatian pada aktivitas otot yang tegang, kemudian teknik relaksasi menurunkan ketegangan dan menimbulkan perasaan rileks. Pernapasan lambat dan dalam adalah relaksasi sadar yang mengoordinasikan pernapasan dalam dan lambat. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa masih ada pasien yang menderita hipertensi.Metode: penelitan ini adalah Quasi eksperimen dengan menggunakan two group pretest – posttest. Variabel independen relaksasi otot progresif dan deep breathing, sedangkan variabel dependen tekanan darah. Jumlah populasinya 44 responden dengan sampel 21 kelompok perlakuan dan 21 kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Instrumen yang digunakan SOP deep breathing, SOP progressive muscle relaxation dan Lember observasi tekanan darah pasien. Uji statistik yang digunakan uji Wilcoxon nilai kemaknaan α 0,05. Penelitian ini telah dilakukan uji kelaikan Etik oleh KEPK STIKes Ngudia Husada Madura NO: 1589/KEPK/STIKESNHM/EC/II/2023.Hasil: penelitian menunjukkan nilai tekanan darah pretest dan postest pada kelompok perlakuan menunjukkan nilai p>0,000 (>0,05), Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan nilai p>0,000 (>0,05). Sehingga ada pengaruh pemberian kombinasi progressive muscle relaxation dan deep bereathing terhadap penurunan tekanan darah Kesimpulan: pemberian terapi progressive muscle relaxation dan deep breathing sangat berdampak positif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi, diharapkan bidan memeberikan informasi kepada Pasien hipertensi agar dapat mengaplikasikan terapi relaksasi otot progresif dan deep breathing.]]>
