Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMERIKSAAN SGOT, SGPT DAN KREATININ PASIEN TUBERKULOSIS PARU PENGOBATAN FASE INTENSIF DAN LANJUTAN DI KECAMATAN TAMPAN Irawan, Mega Pratiwi; Oktavia, Tasya; Pangestu, M. Aris Puji; Sholikasra, Laudira
AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional Vol 6 No 3 (2024): AKSELERASI: JURNAL ILMIAH NASIONAL
Publisher : GoAcademica Research dan Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jin.v6i2.1039

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang sistem pernapasan paru-paru. Pada 2019 Kota Pekanbaru memiliki 1543 kasus TB. Pengobatan TB diberikan paket (isoniazid, pirazinamid, rifampisin, ethambutol, streptomisin) yang di konsumsi dengan ketentuan selama 6 bulan pengobatan. Pada pengobatan OAT terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif pada 2 bulan pertama pengobatan dan fase lanjutan pada 4 bulan pengobatan lanjutan. Penggunaan OAT dalam jangka panjang mempunyai risiko hepatotoksisitas ditandai dengan adanya peningkatan enzim transaminase. Pemeriksaan SGOT, SGPT dan Kreatinin dilakukan kepada penderita tuberkulosis yang sedang mengkonsumsi OAT sebanyak 20 responden, Metode IFCC without P-5-P digunakan untuk menentukan nilai SGOT dan SGPT, sedangkan pemeriksaan kadar Kreatinin menggunakan metode Jafee/Picrate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantang nilai SGOT pasien laki-laki 18-45 U/L sedangkakan perempuan 12-44 U/L. Rentang nilai SGPT pasien laki-laki dan perempuan adalah 8-61 U/L. Sedangkan kadar kreatinin pasien laki-laki 0,77-0,98 mg/dl dan perempuan 0,47-1,80 mg/dL. Peningkatan nilai SGOT, SGPT dan Kreatinin lebih didominasi oleh pasien yang sudah berada pada fase pengobatan lanjutan tetapi tidak terlalu jauh dari nilai normal masing-masing pemeriksaan. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa OAT masih batas aman untuk dikonsumsi pada penderita TB digunakan sesuai aturan dan diawasi oleh petugas kesehatan.