Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Study Of Soil Physical Properties In Ex-Gold Mining Land, Oil Palm (Elaeis Guineensis Jacq.) Plantation, And Forests On Ultisol Resti Arjuni Santi; Dewi Rezki; Adrinal
Jurnal Riset Perkebunan Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Riset Perkebunan (JRP)
Publisher : Jurusan Budidaya Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrp.3.2.77-92.2022

Abstract

The soil physical properties are one of the components of soil fertility that function as a place for roots to penetrate. Different types of land uses affect the soil physical properties, especially on the availability of water and soil aeration which indirectly affects the availability of nutrients in the soil. Research on the soil physical properties of ex-gold mining, oil palm plantations and forests was carried out on Ultisol located in Tebing Tinggi Village, Dharmasraya Regency from April until October 2021. The objective of this study was to obtain the comparison of soil physics properties in ex-gold mining land with oil palm and forest land on Ultisol. The method on this study was a survey with purposive sampling on three different land uses (ex- gold mining land, oil palm land and forest) at a depth of 0-20 cm and 20-40 cm and it was replicated 3 times. The observed parameters were soil texture, organic matter, volume weight, soil pore space, soil water content, permeability, and soil aggregate stability. Based on soil analysis in the laboratory, it was obtained that the physical conditions of the soil in three different land uses, i.e the physical condition of the oil palm land and forest were better than the ex-gold mining land. The soil texture on ex-gold mining land was classified on sandy clay loam and sandy loam with a very low organic matter content (0,20-1,72 %) if compared with oil palm and forest land. The volume weight in each land use was relatively high with the total soil pore space was low except in oil palm land depths of 0-20 cm, which is 69,93 % vol (moderate). Permeability was slow to moderate with the soil aggregate stability classified as unstable to steady. Soil water content was relatively low except in forest land depths of 20-40 cm which very high criteria (33,93 %).
Pengaruh Biochar Kulit Kopi dan Abu Vulkanis terhadap Ketersediaan Fosfor dan Nitrogen pada Entisol Wiyatri Tapiani; Gusmini; Adrinal
Berkala Ilmiah Pertanian Vol. 8 No. 4 (2025): November 2025 (in press)
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bip.v8i4.53733

Abstract

Entisol merupakan tanah muda dengan tingkat kesuburan rendah akibat terbatasnya bahan organik dan unsur hara esensial seperti nitrogen (N) dan fosfor (P). Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh penambahan biochar kulit kopi dan abu vulkanis terhadap beberapa sifat kimia Entisol, khususnya ketersediaan P dan N. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan: tanah tanpa perlakuan (K), tanah + abu vulkanis 5 t ha⁻¹ (A), dan tanah + biochar kulit kopi 5 t ha⁻¹ (B).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu vulkanis meningkatkan pH tanah paling tinggi (hingga 7,4) dan memberikan peningkatan terbesar terhadap P-tersedia sebesar 0,39% (Olsen) dan 143,5% (Mehlich). Sebaliknya, biochar kulit kopi memberikan peningkatan lebih besar pada C-organik (11,63%), N-total (50%), dan KTK (13,60%) dibanding abu vulkanis yang masing-masing hanya naik 2,32% dan 6,36%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa abu vulkanis lebih efektif meningkatkan pH dan P-tersedia, sedangkan biochar kulit kopi lebih unggul dalam memperbaiki C-organik, N-total, dan KTK tanah. Ameliorasi dengan biochar kulit kopi dan abu vulkanis dapat menjadi strategi efektif untuk memperbaiki kualitas dan kesuburan Entisol, meskipun efek kumulatifnya membutuhkan waktu serta tambahan sumber bahan organik lainnya untuk hasil yang lebih optimal. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi dampak kumulatif dan jangka panjang dari perlakuan ini pada berbagai kondisi tanah dan iklim.
Pengaruh Pemberian Solid Decanter dan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery di Tanah Bekas Tambang Biji Besi Adrinal; Widia, Yesi; Putri, Elsa Loita; Edwin; Gusmini
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 0 No. 00 (2025): inpress
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengenai pengaruh solid decanter dan mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery pada tanah bekas tambang biji besi. Tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia tanahnya. Sifat kimia tanah dapat diperbaiki dengan menambahkan solid decanter dan mikoriza arbuskula. Tujuan penelitian untuk mendapatkan interaksi anatara solid decanter dan mikoriza arbuskula serta mendapatkan dosis terbaik solid decanter dan mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan empat taraf perlakuan. Faktor pertama adalah solid decanter ( 0 g, 200 g, 300 g, dan 450 g) dan faktor kedua mikoriza arbuskula ( 0 g/polybag, 5 g/polybag, 10 g/polybag dan 15 g/polybag). Variabel yang diamati adalah analisis tanah awal, analisis solid decanter, analisis tanah akhir, tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, panjang helaian daun, bobot segar bibit, dan bobot kering bibit. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi interaksi pemberian solid decanter dan mikoriza arbuskula terhadap panjang helaian daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit. Dosis perlakuan dengan pemberian 450 g solid decanter dan 5 g/polybag mikoriza arbuskula menunjukan pertumbuhan terbaik pada setiap variabel.