Ningsih, Sukarni Setya
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Syndrom Premenstruasi di SMAN 1 Kopo Kabupaten Serang Adeyana, Riska; Ningsih, Sukarni Setya
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11160

Abstract

ABSTRAK Permasalahan Syndrom Premenstruasi merupakan hal yang harus diperhatikan bagi semua wanita khususnya bagi para remaja putri. Banyak remaja putri yang tidak memahami pentingnya sikap dalam menghadapi premenstrual syndrome dikarenakan tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Sikap negatif dalam meghadapi premenstrual syndrome dapat memperberat gejala-ejala pada premenstrual syndrome. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri dalam menghadapi syndrom premenstruasi. Penelitian menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 58 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri di SMAN 1 Kopo Kabupaten Serang memiliki pengetahuan dalam kategori baik (55,2%) dan mayoritas memiliki sikap positif (58,6%). Hasil analisis didapatkan p value: 0,040, sehingga disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap dalam menghadapi syndrome premenstruasi pada remaja putri di SMAN 1 Kopo Kabupaten Serang Tahun 2023. Saran: Tenaga kesehatan melakukan penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan tentang syndrome premenstruasi pada remaja putri di sekolah-sekolah. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Syndrome Premenstruasi, Remaja Putri  ABSTRACT The problem of Premenstrual Syndrome is something that must be considered by all women, especially for young women. Many young women do not understand the importance of attitude in dealing with premenstrual syndrome because they do not have sufficient knowledge. Negative attitudes in dealing with premenstrual syndrome can exacerbate the symptoms of premenstrual syndrome. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes of young women in dealing with premenstrual syndrome. This study used an analytic design with a cross sectional approach. The research sample of 58 respondents was taken by simple random sampling technique. The results of the study were analyzed univariately and bivariately with the chi square test. The results showed that the majority of young women at SMAN 1 Kopo Serang Regency had good knowledge (55.2%) and the majority had a positive attitude (58.6%). The results of the analysis obtained a p value: 0.040, so it was concluded that there was a significant relationship between knowledge and attitudes in dealing with premenstrual syndrome in young women at SMAN 1 Kopo, Serang Regency in 2023. Suggestion: Health workers conduct counseling and provide health education about premenstrual syndrome in young women in schools. Keywords: Knowledge, Attitude, Premenstrual Syndrome, Young Women
Efektifitas Instrumen Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Ibu Bersalin di PMB Bidan Intan Haryadie Maslahhulislaiah, Imas; Ningsih, Sukarni Setya
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 12 (2023): Volume 3 Nomor 12 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i12.11173

Abstract

ABSTRACT Background is relaxation therapy is an alternative that can be given to reduce anxiety responses. This can help patients relax and can improve various aspects of physical health as well as be able to control themselves so that they can take the right response when they are in a stressful situation. The purpose of this study was to determine the effectiveness of musical instruments in reducing anxiety levels in mothers giving birth at PMB Midwife Intan Haryadie. This type of research is a quantitative research with an experimental method of 35 respondents. The results of this study indicate that there is an influence between musical instrument therapy on reducing anxiety levels in mothers giving birth at PMB Intan Haryadie. Keywords: Musical Instrument Therapy, Anxiety Level, Maternity Mother  ABSTRAK Latar belakang adalah terapi relaksasi merupakan salah satu alternatif yang dapat diberikan untuk mengurangi respon kecemasan. Hal ini dapat membantu pasien menjadi rileks dan dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik serta dapat mengontrol diri sehingga dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi menegangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas instrumen musik terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu bersalin di PMB Bidan Intan Haryadie. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis metode eksperimen terhadap 35 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara terapi instrumen musik terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu bersalin di PMB Intan haryadie. Kata Kunci: Terapi Instrumen Musik, Tingkat Kecemasan, Ibu Bersalin
Pengaruh Pengetahuan Ibu Post Partum Terhadap Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di BPM Nurul Hidayah Ningrum, Widya Pratiwi; Ningsih, Sukarni Setya
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 6 (2024): Volume 6 Nomor 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i6.11035

Abstract

ABSTRACT UNICEF and WHO recommend optimal breastfeeding in order to reduce child morbidity and mortality. Children should get breast milk immediately after birth which is known as Early Breastfeeding Initiation. WHO says that giving colostrum in the first hour of a baby's life can strengthen the baby's immune system and can support successful breastfeeding. Breast milk contains colostrum which is rich in antibodies because it contains protein for immunity and is useful for killing germs in high numbers so that exclusive breastfeeding can reduce the risk of death in infants. Knowing the effect of knowledge of post partum mothers on giving colostrum to newborns. Analytical with cross sectional approach. The sample in this study were all postpartum mothers who gave birth at BPM Nurul Hidayah Bekasi in May - June 2023 as many as 30 people. The sampling technique used the total sampling technique. the majority of postpartum mothers gave colostrum 76.7% and most of them were knowledgeable enough 46.7%. There is a relationship between the knowledge of postpartum mothers and giving colostrum to newborns (p.value 0.002). There is a relationship between the knowledge of postpartum mothers and giving colostrum to newborns. It is hoped that postpartum mothers with good knowledge can also change their behavior well so that they can continue to give exclusive breastfeeding to their babies Keywords: Knowledge, Colostrum, Newborn baby  ABSTRAK UNICEF dan WHO merekomendasikan ASI secara optimal dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak. Anak sebaiknya mendapatkan ASI segera setelah dilahirkan yang disebut sebagai Inisiasi Menyusui Dini. WHO mengatakan bahwa pemberian kolostrum pada jam pertama kehidupan seorang bayi dapat memperkuat daya tahan tubuh bayi dan dapat mendukung keberhasilan menyusui. ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Mengetahui pengaruh pengetahuan ibu post partum terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah Seluruh ibu nifas yang melakukan persalinan di BPM Nurul Hidayah Bekasi pada bulan Mei - Juni 2023 sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Mayoritas ibu nifas memberikan kolostrum 60,0% dan sebagian besar berpengetahuan kurang 40,0%. Ada pengaruh pengetahuan ibu nifas terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir (p.value 0,003). Ada hubungan pengetahuan ibu nifas terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Diharapkan Ibu nifas dengan pengetahuan yang baik dapat merubah perilakunya dengan baik pula sehingga dapat melanjutkan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Kata Kunci: Pengetahuan, Kolostrum, Bayi Baru Lahir
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Ibu Hamil tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan Mulyaningsih, Endah; Ningsih, Sukarni Setya
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 6 (2024): Volume 6 Nomor 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i6.11036

Abstract

ABSTRACT The First 1000 Days of Life period is a period that determines the quality of life in the future, where the consequences for babies at this time are permanent and cannot be corrected, therefore this period is often referred to as the "golden period". The movement for the first 1000 days of life is directed at reducing the proportion of stunted children under five (40%), reducing the proportion of children under five suffering from wasting to less than 5%, reducing the proportion of babies born with low birth weight by 30%, there is no increase in the proportion of children born with low birth weight. experience more nutrition, reduce the proportion of women of childbearing age who suffer from anemia (50%), and increase the percentage of mothers who give exclusive breastfeeding for 6 months. Knowing the effect of health education on knowledge of pregnant women about the first 1000 days of life Quasi-experimental with a one group pretest-posttest design. The sample in this study were all pregnant women who underwent pregnancy checks at Tugu Koja Hospital Jakarta from 01 to 07 June 2023 as many as 35 people. The sampling technique used the total sampling technique. The majority of pregnant women before receiving health education had less knowledge (60.0%) and after receiving health education the majority had good knowledge (57.1%). There is an effect of health education on knowledge of pregnant women about the first 1000 days of life with a p.value of 0.000. There is an influence of health education on knowledge of pregnant women about the first 1000 days of life. It is expected that pregnant women can improve nutrition in the first 1000 days of life to fulfill the nutritional needs of mothers and their babies. Keywords: Health Education, Knowledge, The first 1000 Days of Life  ABSTRAK Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan periode yang menentukan kualitas hidup dimasa yang akan datang, dimana akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi, oleh karena itu periode ini sering disebut sebagai “periode emas”. Gerakan 1000 hari pertama kehidupan diarahkan untuk menurunkan proporsi anak balita stunting (40%), menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5%, menurunkan proporsi bayi lahir dengan berat badan rendah sebesar 30%, tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih, menurunkan proporsi wanita usia subur yang menderita anemia (50%), dan meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang 1000 hari pertama kehidupan. Quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest desig.. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di RSUD Tugu Koja Jakarta dari tanggal 01 s/d 07 Juni 2023 sebanyak 35 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Mayoritas ibu hamil sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan berpengetahuan kurang (60,0%) dan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan mayoritas berpengetahuan baik (57,1%). Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan nilai p.value 0,000. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang 1000 hari pertama kehidupan. Diharapkan Ibu hamil dapat meningkatkan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan untuk terpenuhinya kebutuhan gizi ibu dan bayinya. Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, 1000 HPK
Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terhadap Kenaikan Tinggi Badan dan Berat Badan Balita Stunting di Puskesmas Gunung Kaler Tangerang Laelah, Nur; Ningsih, Sukarni Setya
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 5 (2024): Volume 6 Nomor 5 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i5.11261

Abstract

ABSTRACT WHO in 2020 stated that the prevalence of stunting under five worldwide was 22 percent or as many as 149.2 million. The prevalence of stunting in Indonesia (24.4%) is better than Myanmar (35%), but still higher than Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) and Singapore (4%). The prevalence of stunting in West Java in 2021 is 24.5%, while in Bekasi Regency it is 21.3%. The impact of stunting is intelligence, impaired physical growth, high risk of diabetes, obesity, cancer, stroke, and low economic productivity. Knowing the effectiveness of giving supplementary food to the increase in height and weight of stunting toddlers. Quasi experimental with one group pretest-posttest design. The sample in this study were all toddlers who were stunted at the Gunung Kaler Health Center as many as 30 people. The sampling technique used the total sampling technique. The average height of stunted toddlers before being given PMT biscuits was 75.59 kg and after that it was 83.36 kg. The average body weight of stunted toddlers before being given PMT biscuits was 8.88 kg and after that it was 13.30 kg. Supplementary feeding (PMT) is effective in increasing the height and weight of stunted toddlers with a p value of 0.000. Provision of additional food is effective in increasing the height and weight of stunting toddlers. It is hoped that health workers will provide counseling more often about the importance of providing balanced nutrition to toddlers to avoid stunting Keywords: Provision of Supplementary Food, Stunting  ABSTRAK WHO tahun 2020 menyebutkan bahwa  prevalensi balita kerdil (stunting) di seluruh dunia sebesar 22 persen atau sebanyak 149,2 juta. Prevalensi stunting di Indonesia (24,4%) lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%). Prevalensi stunting di Jawa Barat  tahun 2021 sebesar 24,5%, sedangkan di Kabupaten Bekasi sebesar 21,3%. Dampak dari stunting adalah kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, risiko tinggi diabetes, kegemukan, kanker, stroke, dan rendahnya produktivitas ekonomi. Mengetahui efektivitas pemberian makanan tambahan  terhadap kenaikan tinggi badan dan berat badan balita stunting. Quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang mengalami stunting di Puskesmas Gunung Kaler sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Rata-rata tinggi badan pada balita stunting sebelum diberikan biskuit PMT sebesar 75,59 kg dan sesudahnya sebesar 83,36 kg. Rata-rata berat badan pada balita stunting sebelum diberikan biskuit PMT sebesar 8,88 kg dan sesudahnya sebesar 13,30 kg. Pemberian makanan tambahan (PMT) efektif terhadap kenaikan tinggi badan dan berat badan balita stunting dengan nilai p value 0,000. Pemberian makanan tambahan efektif terhadap kenaikan tinggi badan dan berat badan balita stunting. Diharapkan tenaga kesehatan lebih sering lagi memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian gizi seimbang pada balita supaya terhindar dari stunting Kata Kunci : Pemberian Makanan Tambahan, Stunting