ABSTRACT Stunting (stunted children) is one of the nutritional problems experienced by toddlers, where toddlers experience failure to thrive due to chronic malnutrition which is influenced by poor maternal parenting since the womb, especially in the first 1,000 days of birth to children aged 2 years. The aim of this research is to find out the factors related to the incidence of stunting in Besuk Village, Klabang District.The target set is to reduce the stunting rate to 40% by 2025. The prevalence of stunting in Bondowoso is 32%, where there are 17 villages considered still unable to handle stunting, one of which is Besuk village, Klabang. This study was observational with a case control design using secondary data from Maternal and Child Health ( MCH ) handbook and primary data through interviews. The variables studied were maternal education level, family economic status, gender, weight at birth, exclusive breastfeeding, and sanitation. The sampling technique uses simple rundom sampling. The number of samples in this study was 116 samples including 58 case groups and 58 control groupsThe results in this study were a correlation between sex history (p = 0.001), history of exclusive breastfeeding (p = 0.002), sanitation (p = 0.000), economic status (p = 0.000) and maternal education (p = 0.000) with the incidence of stunting in Besuk village, Klabang.Based on the results of the study, it can be concluded that the incidence of stunting in Besuk village is influenced by several factors, namely gender, history of breastfeeding, sanitation, economic status and maternal education. Keywords: Factor, Incident, Stunting, Toddlers. ABSTRAK Stunting (anak kerdil) adalah salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita, dimana balita mengalami kondisi gagal tumbuh akibat dari kekurangan gizi kronis yang dipengaruhi oleh pola asuh ibu yang tidak baik sejak dalam kandungan terutama pada 1.000 hari pertama kelahiran hingga anak usia 2 tahun. Tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting Desa Besuk Kecamatan Klabang. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga mencapai 40% pada tahun 2025. Prevalensi stunting di Kabupaten Bondowoso adalah 32 %, dimana ada 17 desa dinilai kurang mampu menangani stunting salah satunya Desa besuk Kecamatan Klabang. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain case control dengan menggunakan data sekunder dari buku KIA ibu dan data primer melalui wawancara. Variabel yang diteliti Tingkat pendidikan ibu, status ekonomi keluarga, jenis kelamin, berat badan saat lahir, pemberian Asi Eksklusif, dan sanitasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan simpel rundom sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 116 sampel meliputi 58 kelompok kasus dan 58 kelompok control.Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara riwayat jenis kelamin (p=0,001), riwayat pemberian ASI Eksklusif (p=0,002), sanitasi (p =0,000), status ekomomi (p=0,000) dan pendidikan ibu (p=0,000) dengan kejadian stunting di Desa Besuk Kecamatan Klabang.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kejadian stunting di Desa Besuk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin,Riwayat pemberian ASI, sanitasi, status ekonomi dan pendidikan ibu. Kata Kunci: Faktor, Kejadian, Stunting, Balita.