Pada tahun 2020, Pemerintah DKI Jakarta menemukan bahwa 67,04% polutan udara PM2.5 di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor berbahan bakar fosil. Belanda, yang merupakan negara dengan frekuensi penggunaan sepeda tertinggi ketiga di dunia, memiliki tingkat AQI (Air Quality Index) yang lebih baik dibandingkan Jakarta, terutama di kota Amsterdam. Hal ini menunjukkan bahwa budaya bersepeda yang kuat dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas udara. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau potensi penggunaan sepeda dalam menurunkan emisi dan polusi udara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah scoping review dan analisis konten, dengan data yang diperoleh dari artikel jurnal ilmiah, literatur daring, data statistik, dan berita yang kredibel. Pengumpulan data dilakukan dengan bantuan aplikasi Publish or Perish 8 dan pencarian berita melalui Google. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tidak ditemukan korelasi langsung antara penurunan tingkat polutan dengan peningkatan kualitas udara, penurunan konsentrasi polutan tetap penting karena berkontribusi pada peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi konsentrasi polutan harus terus dilakukan. Pemerintah disarankan untuk mempertimbangkan kebijakan pemberian insentif bagi para pesepeda, seperti pengurangan pajak bagi mereka yang rutin bersepeda ke tempat kerja, subsidi pembelian dan perbaikan sepeda, serta insentif bagi perusahaan yang mendukung penggunaan sepeda dengan kebijakan pemotongan pajak dan pembangunan infrastruktur ramah sepeda. Selain itu, perencanaan tata kota dan pembangunan infrastruktur yang mendukung pesepeda, pejalan kaki, dan transportasi umum juga perlu diperhatikan.