Zuhriyah, Sitiaminataz
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perspektif Mata Najwa dalam Episode “Kenapa Kita Butuh Komika”: Kajian Linguistik Kritis Zuhriyah, Sitiaminataz
Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya Vol. 3 No. 02 (2022)
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/tabasa.v3i02.6118

Abstract

Youtube content with the title “Why We Need Komika” is Narasi's weekly content containing satirical reflections, criticism and various informative matters. This study aims to look at the perspective of comics in assessing social phenomena, especially on issues of government policy systems with critical linguistic studies. The data source in this study is a video from a YouTube content called Narasi TV owned by Najwa Shihab. The results of the study show that the comic perspective in doing stand-up comedy is the result of reflection as well as satire aimed at elite government officials who often enjoy luxury state facilities but are not swift in dealing with various problems that exist in society. In addition, the results of the study show that comics want to show the condition of Indonesia which is not doing well through images of official imagery from the humor presented by comics.   Konten Youtube yang mengangkat judul “Mengapa Kita Butuh Komika” merupakan konten mingguan Narasi yang mengandung refleksi sindiran, kritikan dan berbagai hal yang bersifat informatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perspektif komika dalam menilai fenomena sosial khususnya pada masalah sistem kebijakan di pemerintahan dengan kajian linguistik kritis. Sumber data dalam penelitian ini adalah video dari konten Youtube bernama Narasi TV milik Najwa Shihab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif komika dalam melakukan stand up komedi merupakan hasil refleksi juga sindiran yang ditujukan kepada pejabat elit pemerintahan yang kerap kali menikmati fasilitas mewah negara namun tidak sigap dalam menangani berbagai masalah yang ada di masyarakat. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa komika ingin memperlihatkan kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja lewat gambaran pencitraan pejabat dari humor yang dibawakan komika.