Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto termasuk daerah sentra produksi bawang merah di Jawa Timur yang yang menghasilkan produksi tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lain. Namun dari segi luas lahan, produksi, dan produktivitas bawang merah di Kecamatan Pacet masih mengalami fluktuasi pada tahun 2017-2022 karena cuaca dan iklim yang tidak stabil sehingga berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Petani juga mengalami fluktuasi karena hasil produksi yang dijual masih dalam bentuk basah dan bergantung pada perkembangan harga di pasar. Hasil produksi dan harga yang berfluktuasi akan berpengaruh pada pendapatan petani yang juga akan mengalami fluktuasi. Adanya risiko usahatani akan menentukan perilaku petani untuk tetap membudidayakan bawang merah atau beralih ke komoditas lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko produksi, risiko harga, risiko pendapatan, dan perilaku petani dalam menghadapi risiko usahatani bawang merah di Kecamatan Pacet. Jumlah responden sebanyak 41 orang yang tergabung dalam kelompok tani. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis koefisien variasi, regresi linier berganda, dan nilai parameter keengganan terhadap risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat risiko produksi sebesar sebesar 0,47 yang berarti risiko produksi tergolong rendah dan usahatani menguntungkan. (2) tingkat risiko harga sebesar 0,29 yang berarti risiko harga tergolong rendah dan usahatani menguntungkan. (3) tingkat risiko pendapatan sebesar 0,68 yang berarti risiko pendapatan tergolong tinggi dan usahatani bawang merah merugikan. (4) perilaku petani bawang merah dalam menghadapi risiko menunjukkan perilaku risk averter.