Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Reformasi PAD Berbasis Warisan Budaya: Studi Komparatif Kota Bekasi, Yogyakarta, Dan Bandung Santoso, Tina; Hidayat, Muh Ryan Rahmatul; Santosa, Pandji; Manumpil, Precillia
JEKP (Jurnal Ekonomi dan Keuangan Publik) Vol. 12 No. 1 (2025): JEKP (Jurnal Ekonomi dan Keuangan Publik)
Publisher : Fakultas Manajemen Pemerintahan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jekp.v12i1.5555

Abstract

ABSTRACT This study examines the reform of Local Original Revenue (PAD) through the utilization of cultural assets as a sustainable revenue source, employing a comparative policy analysis of Bekasi, Yogyakarta, and Bandung. Findings reveal that despite Bekasi’s rich cultural heritage—including the Old Regency Building, St. Peter’s Church, and the Historic Railway Line—its contribution to PAD remains negligible at 0.005%, starkly contrasting with Yogyakarta (IDR 1.8 trillion/year) and Bandung (IDR 85 billion/year). The divergence lies not in asset availability but in governance: Yogyakarta and Bandung possess specific regulations (bylaws), integrated institutional structures (YHM, TKPCB), and business-oriented monetization models, while Bekasi suffers from policy vacuum, institutional fragmentation, and conservative bureaucratic mindsets. The study recommends three strategic interventions: (1) issuance of a Mayor’s Regulation on cultural asset utilization; (2) establishment of a Cultural Asset Coordination Unit; and (3) a pilot project revitalizing the Old Regency Building as a creative hub. This research affirms that PAD transformation requires neither massive funding nor new infrastructure, but a paradigm shift from “preservation without income” to “preservation through income.” Keywords: Local Original Revenue, Cultural Assets, Comparative Study, Bureaucratic Reform     ABSTRAK Penelitian ini mengkaji reformasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pemanfaatan aset budaya sebagai sumber pendapatan berkelanjutan, dengan pendekatan studi komparatif terhadap Kota Bekasi, Yogyakarta, dan Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi komparatif kebijakan, melalui analisis dokumen kebijakan (Perda, laporan APBD, regulasi terkait), wawancara semi-terstruktur dengan pemangku kepentingan, serta observasi lapangan pada aset budaya prioritas di ketiga kota. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun Bekasi memiliki potensi aset budaya yang kaya—seperti Gedung Bupati Lama, Gereja Santo Petrus, dan Jalur Kereta Api Tua—kontribusinya terhadap PAD hanya 0,005%, jauh di bawah Yogyakarta (Rp1,8 triliun/tahun) dan Bandung (Rp850 miliar/tahun). Perbedaan utama bukan pada ketersediaan aset, tetapi pada tata kelola: Yogyakarta dan Bandung memiliki regulasi spesifik (Perda), struktur kelembagaan terintegrasi (Kundha Kabudayan), dan mekanisme monetisasi berbasis bisnis, sementara Bekasi mengalami policy vacuum, fragmentasi kelembagaan, dan paradigma birokrasi yang konservatif. Penelitian ini merekomendasikan tiga langkah strategis: (1) Penerbitan Peraturan Walikota tentang pemanfaatan aset budaya; (2) Pembentukan Unit Koordinasi Aset Budaya; dan (3) Pilot project revitalisasi Gedung Bupati Lama sebagai sentra kreatif. Temuan ini menegaskan bahwa transformasi PAD tidak memerlukan investasi besar, tetapi perubahan paradigma dari “pelestarian tanpa pendapatan” menjadi “pelestarian melalui pendapatan”. Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah, Aset Budaya, Studi Komparatif, Reformasi Birokrasi
Mewujudkan Pertumbuhan Yang Merata: Analisis Literatur Ekonomi Pembangunan Indonesia Syafitri, Livia Dinda; Putri, Syifa Say; Manumpil, Precillia; Ambarwati, Nursela Hanifah; Romarina, Arina
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.3839

Abstract

Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, serta peningkatan kualitas hidup. Penelitian ini menganalisis perkembangan ekonomi pembangunan di Indonesia dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan studi literatur, sehingga memberikan gambaran komprehensif mengenai dinamika, tantangan, dan peluang dalam proses pembangunan nasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia hingga kini masih menghadapi berbagai hambatan struktural, seperti ketimpangan pendapatan antarwilayah, pengangguran terselubung, tingkat kemiskinan yang masih signifikan, serta ketergantungan pada sektor-sektor tertentu seperti komoditas sumber daya alam. Kondisi ini menyebabkan proses pembangunan berjalan tidak merata dan kurang optimal dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Meskipun demikian, peluang untuk mempercepat pembangunan ekonomi masih terbuka lebar. Inovasi teknologi, digitalisasi ekonomi, penguatan sektor UMKM, peningkatan daya saing industri, serta optimalisasi kualitas sumber daya manusia menjadi faktor strategis yang dapat mempercepat transformasi ekonomi nasional menuju arah yang lebih produktif dan inklusif. Kajian ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi tidak dapat berjalan efektif tanpa kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator, sektor swasta sebagai penggerak produktivitas dan pencipta lapangan kerja, serta masyarakat sebagai subjek utama pembangunan. Dengan sinergi yang baik, pembangunan ekonomi Indonesia diharapkan dapat berjalan berkelanjutan, inklusif, dan mampu meningkatkan kualitas hidup seluruh lapisan masyarakat.