Ecofeminism positions women and nature as having a strong passion so that the suffering experienced by nature as a result of global multi-systems is also women's suffering. Efforts to achieve gender and ecological justice are usually carried out by Western feminists who focus on liberal, radical, and socialist models of feminism, which do not always seem to be relevant to contexts in other parts of the world, especially Indonesia. Related to this, this research aims to construct contextual ecofeminist ideas for Batak Toba women in Tapanuli whose nature is being injured. This research uses a cross-textual hermeneutic approach to dialogue Genesis 1 with the cosmological myth Si Boru Deang Parujar. The results of constructive dialogue show no hierarchical domination between men, women, and nature. The order of creation is only realized when humans and nature can live in harmony and harmony. Batak Toba women are the "owners" of the land and the mothers of all creatures living there.AbstrakEkofeminisme memosisikan perempuan dan alam memiliki keterikatan yang kuat, sehingga penderitaan yang dialami oleh alam akibat multi-sistem global merupakan penderitaan perempuan juga. Upaya untuk mendapatkan keadilan gender dan ekologi biasanya dilakukan kaum feminisme Barat berkutat dengan model feminisme liberal, radikal, dan sosialis tampaknya tidak selalu mengena dengan konteks di belahan dunia lain, khususnya Indonesia. Terkait dengan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengonstruksi gagasan ekofeminis yang kontekstual bagi perempuan Batak Toba di Tapanuli yang alamnya sedang terluka. Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika lintas tekstual untuk mendialogkan Kejadian 1 dengan mite kosmologi Si Boru Deang Parujar. Hasil dialog konstruktif menunjukkan bahwa tidak ada dominasi hirearkis antara laki-laki, perempuan, dan alam. Keteraturan ciptaan hanya terwujud ketika manusia dan alam dapat hidup selaras dan harmoni. Perempuan Batak Toba adalah “pemilik†tanah dan ibu dari segala makhluk yang hidup di atas tanah.