Abstract: This research is motivated by the author's curiosity to explore the contemporary meaning of the content of the parable of the prodigal son in Luke 15:8-10, which has become a topic of discussion in Christianity. This parable illustrates God's love for a lost soul and conveys moral and spiritual messages that are relevant in the context of modern Christian life. The purpose of this research is to explore the meaning of the parable of the lost dirham in the Gospel of Luke in the controversy or phenomenon of contemporary Christianity. The research method in this paper uses a qualitative approach through literature review to explore the moral and spiritual messages contained in this parable and its relevance in contemporary Christian religious education. The findings confirm that the parable emphasizes the infinite love of the Creator for each individual who feels "lost" in his or her journey. More than just a story, the parable reflects God's love and concern for the "lost" soul. Its moral and spiritual message is a strong foundation in modern Christian religious education, encouraging us to appreciate the uniqueness of each soul while spreading the message of love and hope to others. Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan penulis untuk menggali makna terkini dalam muatan perumpamaan tentang 'Dirham yang Hilang' dalam kitab Lukas 15:8-10 menjadi pokok perbincangan dalam ajaran agama Kristen. Perumpamaan ini mengilustrasikan kasih Ilahi terhadap jiwa yang terhilang, serta menyampaikan pesan moral dan spiritual yang relevan dalam konteks kehidupan Kristen modern. Tujuan penelitian ini berupaya untuk menggali makna kembali pada perumpamaan dirham yang hilang dalam kitab Injil Lukas dalam kontestasi ataupun fenomena Kekrisnan saat ini. Metode penelitian dalam tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui telaah literatur untuk mengeksplorasi pesan moral dan rohani yang terkandung dalam perumpamaan ini dan relevansinya dalam pendidikan agama Kristen masa kini. Hasil temuan menegaskan bahwa perumpamaan ini menyoroti kasih yang tak terbatas dari Sang Pencipta terhadap setiap individu yang merasa 'terhilang' dalam perjalanannya. Lebih daripada sekadar kisah, perumpamaan ini menjadi cermin kasih dan perhatian Ilahi terhadap jiwa yang 'terhilang'. Pesan moral dan spiritualnya menjadi fondasi kuat dalam pendidikan agama Kristen modern, mendorong kita untuk menghargai keunikan setiap jiwa sambil menyebarkan pesan kasih dan harapan kepada sesama.