Bahasa Manggarai (BM) memiliki ungkapan-ungkapan adat yang dalam pengungkapannya penuh rasa estetis. Keestetisannya itu terlihat pada permainan bunyi fonem dari setiap kata dalam ungkapan itu. Penelitian ini membahas tentang bentuk dan makna ungkapan-ungkapan adat bahasa Manggarai dalam proses perkawinan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan wawancara, dengan teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa menunjukan bahwa bentuk ungkapan-ungkapan adat bahasa Manggarai dalam proses perkawinan terbentuk dalam dua kelompok kata dan kehadiran bentuk kelompok kata ungkapan yang kedua sebagai penegasan makna kiasan bentuk kata ungkapan yang pertama. Contoh: kala le pa’ang ,raci musi lawir. Ungkapan adat tersebut memiliki paralelisme bunyi yang menekan ke makna intern pembentukan ungkapan adat tersebut, contoh: pase sapu,selek kope dari ungkapan ini terlihat adanya paralelisme bunyi atau fonem: /a/-/a/,/e/-/e/. Penggunaan ungkapan dalam proses perkawinan adat etnik masyarakat Manggarai berperan untuk membungkus pesan dan nilai-nilai etnik kemanusian. Hal ini menghantar para pembaca kepada etnik dari bahasa. Oleh karena itu salah satu fungsi dari ungkapan adalah membantu proses pembentukan kesadaran etnik dalam diri manusia.