Yudiaryani, Yudiaryani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Film Tiga Dara Tahun 1956 Karya Usmar Ismail: Pandangan Politiknya dan Kajian Unsur Male Gaze Marella, Arisanti; Kuardhani, Hirwan; Yudiaryani, Yudiaryani
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12067

Abstract

Tiga Dara merupakan sebuah film tahun 1956 yang disutradarai oleh Usmar Ismail, yang menceritakan tentang kisah asmara tiga bersaudara perempuan. Film telah dikenal sebagai media hiburan sejak jaman dahulu, film memiliki sejarah yang berpengaruh dalam kemajuan film di Indonesia. Pengaruh patriarki jaman dahulu sangat kental yang dapat menciptakan pandangan pria dalam industri film baik pengkaryaan di balik layar dan di depan layar. Penelitian ini menggunakan teori film yang di bagi menjadi dua yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Teori male gaze merupakan teori yang dicetuskan oleh Laura Mulvey. Male gaze muncul karena adanya pandangan mengenai sudut pandang pria dalam dunia film, tatapan pria muncul karena pengaruh patriarki yang melihat kekuasaan pria sehingga terlihat penggambaran mengenai perempuan dalam film. Film Tiga Dara menjadi contoh film yang dibuat sebagian besar pengkaryaan di depan maupun di balik layar yang di dominasi oleh pria yang akan berpengaruh dalam pandangan pria terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pandangan pria dalam film Tiga Dara. Analysis of the 1956 film Tiga Dara by Usmar Ismail: political views and study of male gaze element.Tiga Dara is a 1956 film directed by Usmar Ismail, Tiga Dara tells the story of the romance journey of three sisters, film has been known as an entertainment medium since antiquity, film has an influential history in the progress of film in Indonesia. The influence of patriarchy in the past is very thick which can create a male view in the film industry both behind the scenes and in front of the screen. This research uses film theory which is divided into two, namely narrative elements and cinematic elements The male gaze theory is a theory coined by Laura Mulvey, the male gaze arises because of the view of the male point of view in the world of film, the male gaze arises because of the influence of patriarchy that sees male power so that there are depictions of women in the film. Tiga Dara is an example of a movie that was made mostly in front of and behind the scenes dominated by men, which will affect men's views on women. This study aims to look at men's views in Tiga Dara movie
Penciptaan Naskah Drama “Ibu dan Matematika” berdasarkan Fenomena Childfree dengan Semangat Pembebasan Tubuh Perempuan Nurrohmah, Syavira; Yudiaryani, Yudiaryani; Kuardhani, Hirwan
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i2.13408

Abstract

“Ibu dan Matematika” adalah naskah drama yang mengeksplorasi hubungan antara peran-peran perempuan, cinta, dan fenomena tanpa anak dengan pendekatan dekonstruksi. Penulis mendekonstruksi konsep-konsep tradisional mengenai peran perempuan dalam hubungan di dalam rumah tangga, menyoroti ketegangan antara harapan sosial dan realitas tubuh perempuan. Fenomena tanpa anak menjadi fokus utama untuk memahami pilihan perempuan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak, mengeksplorasi dinamika kompleks dalam masyarakat. Matematika, sebagai elemen tambahan, diintegrasikan ke dalam naskah sebagai simbol pemahaman diri dan eksplorasi identitas perempuan. Melalui dekonstruksi, matematika menjadi bukan hanya sebagai sarana komunikasi abstrak, tetapi juga sebagai refleksi perjalanan mencari makna dalam kehidupan perempuan. Semangat pembebasan tubuh perempuan tercermin dalam karakter yang memainkan peran sebagai ibu, menggambarkan ketegangan dan konflik dalam perjuangan menuju kebebasan di dalam masyarakat yang terkadang kadang membatasi. Teks ini menawarkan pandangan kritis terhadap stereotip tradisional dan norma sosial seputar tubuh perempuan.The Creation of the Drama Script “Ibu dan Matematika” Based on the Childfree Phenomenon with the Spirit of Women's Body Liberation“Ibu dan Matematika” (Mother and Mathematics) is a drama script that explores the relationship between women's roles, love, and the childfree phenomenon through a deconstructive approach. The author deconstructs traditional concepts of women's roles within household relationships, highlighting the tension between societal expectations and the realities of women's bodies. The childfree phenomenon becomes a central focus to understanding the choices of women who decide not to have children, delving into the complex dynamics within society. As an additional element, mathematics is integrated into the script as a symbol of self-understanding and the exploration of female identity. Through deconstruction, mathematics transcends its role as an abstract communication medium and reflects the journey to find meaning in women's lives. The spirit of women's body liberation is reflected in characters who play the role of mothers, portraying tensions and conflicts in the struggle for freedom within a society that sometimes imposes limitations.