Swamedikasi merupakan perilaku mengkonsumsi obat sendiri berdasarkan diagnosis gejala sakit serta merupakan bagian dari self care untuk menjaga kesehatan dan mengatasi penyakit. Kebiasaan masyarakat mendapatkan obat tanpa resep dokter di apotek karena lebih murah dan mudah mendapatkan informasi terkait obat. Namun, pengobatan sendiri ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pemilihan obat karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang obat dan penggunaannya. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku swamedikasi dan menganalisis ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, dan sikap dengan perilaku masyarakat pengunjung yang melakukan swamedikasi di empat apotek Kabupaten Boyolali. Metode yang digunakan cross sectional dan sumber data didapatkan melalui kuesioner kepada responden dalam bentuk angket yang sudah memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan metode consecutive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 318 responden. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji rank-spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan responden memiliki nilai persentase tingkat pengetahuan sebanyak (39,94%) dalam kategori cukup, sebanyak (90,57%) memiliki sikap yang positif, dan perilaku sebanyak (43,40%) berada pada kategori baik terhadap swamedikasi. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap (p-value 0,027), pengetahuan dengan perilaku (p-value 0,007), dan sikap dengan perilaku (p-value 0,000) dalam melakukan swamedikasi. Kontribusi penelitian ini yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pemahaman swamedikasi yang tepat dalam pemilihan obat yang aman.