Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Desain Teknologi Akresi Mineral Untuk Upaya Konservasi Bambu Laut Secara Ek Situ Widyanto, Salasi Wasis; Ma'muri, M
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.963 KB)

Abstract

Nilai ekonomis bambu laut (Isis hippuris) sebagai bahan baku farmasi dan bahan campuran pembuatan keramik porselin sehingga banyak diperdagangkan dan diekspor ke Eropa, Amerika, dan sebagian Asia terutama Cina (Tiongkok) memicu terjadinya eksploitasi biota ini secara masif. Imbasnya, ancaman kerusakan terumbu karang dan menurunnya populasi bambu laut pun terjadi, sehingga perlu upaya konservasi terhadap biota ini. Seirama dengan hal tersebut, teknologi akresi mineral terbukti bisa memberi kontribusi signifikan dalam mempercepat pertumbuhan karang. Kesamaan sifat yang dimiliki oleh material pembentuk terumbu karang dan material hasil dari teknologi akresi mineral menyebabkan struktur ini cocok digunakan sebagai media pertumbuhan buatan untuk terumbu karang. Berdasarkan latar belakang ini, maka dibuatlah rumusantujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu membuat desain teknologi akresi mineral pada skala eksitu sebagai upaya konservasi bambu laut melalui penyiapan bibit bambu laut dengan struktur yang kokoh sebelum ditanam di laut. Metode penanaman biota ini dilakukan melalui dua tahap yaitu penanaman bibit pada struktur katoda teknologi akresi mineral bentuk puzzle di akuarium dan penanaman bibit hasil perlakuan tahap pertama di laut lepas. Instalasi substrat beton bentuk puzzle ditambahkan untuk memperkuat struktur dimana biota tersebut ditanam. Seluruh metode tersebut dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan baku dalam kegiatan perekayasaan sesuai petunjuk teknis jabatan fungsional perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hasil yang diperoleh berupa desain teknologi akresi mineral untuk upaya konservasi bambu laut secara eksitu yang terdiri dari desain konseptual, desain power supply, desain anoda dan katoda, dan desain substrat. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu desain teknologi akresi mineral untuk upaya konservasi bambu laut secara eksitu telah berhasil dibuat dengan menggunakan anoda platina, katoda besi bentuk puzzle, dan keluaran power supply berupa tegangan listrik sebesar 12 Volt atau 24 Volt dan arus listrik sebesar 2,3 Ampere.
Desain Prototipe Antifouling pada Pengembangan Teknologi Pemantauan untuk Budidaya Laut di Wakatobi Widyanto, Salasi Wasis; Ma'muri, M; Prasetiawan, Nanda Radhitia
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.13 KB)

Abstract

Biofouling adalah penempelan dan akumulasi organisme hidup pada permukaan substrat yang terbenam di laut. Organisme ini dapat saja melekat sementara maupun permanen pada permukaan material yang ditempelinya. Secara alami kehadirannya adalah peristiwa yang wajar dan tidak dianggap sebagai gangguan jika menempel pada substrat alami. Namun kenyataannya penempelan tersebut tidak hanya terjadi pada substrat alami, tetapi juga terjadi pada berbagai sarana kepentingan manusia seperti kapal, dermaga, dan objek lain yang dibenamkan di laut seperti perangkat statis untuk keperluan pemantauan dan pengawasan, baik berbentuk purwarupa (prototype) maupun produk jadi (finish goods). Diantara piranti pemantauan yang terkena imbas negatif dari biofouling adalah prototype hasil perekayasaan teknologi pemantauan untuk budidaya laut yang diaplikasikan di pesisir pantai Desa Waha, Kabupaten Wakatobi. Penempelan biofouling pada prototype ini dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan kinerja visualisasi kamera dan sistem sensor terganggu. Menjawab latar belakang tersebut, maka dibuatlah desain prototype baru sebagai tujuan penelitian ini untuk meminimalisasi pertumbuhan biofouling, sehingga permasalahan dapat tereduksi dan lebih memberikan jeda signifikan bagi frekuensi maintenance. Alat dan bahan dalam penelitian ini adalah perangkat terdahulu yang terkontaminasi biofouling berupa piranti sensor parameter kualitas air laut, IP Camera, dan acrylic housing dari kedua piranti utama tersebut, serta bahan lamun yang digunakan sebagai bahan pelapis casing. Metode yang diterapkan meliputi metodologi perekayasaan secara umum yang terdiri dari desain konseptual, eksplorasi, observasi, desain awal, dan desain rinci. Hasil desain menggambarkan prototype baru yang telah dilengkapi perangkat berupa wiper untuk menghalau microfouling dari kepala sensor dan mata kamera serta bahan yang bisa memperlambat dan melindunginya dari penempelan biofouling berupa tumbuhan lamun yaitu bahan ramah lingkungan dengan perlakuan sedemikian rupa, sehingga dapat difungsikan sebagai bahan cat antifouling untuk melindungi casing. Kesimpulannya adalah desain yang dibuat memungkinkan teratasinya gangguan kinerja dari visualisasi kamera dan sistem sensor karena telah tersedianya perangkat dan bahan yang bisa meminimalisasi perkembangbiakkan elemen-elemen dari biofouling.
Desain Teknologi Akresi Mineral untuk Upaya Konservasi Bambu Laut Secara Eksitu Widyanto, Salasi Wasis; Ma'muri, M
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1039.616 KB)

Abstract

Nilai ekonomis bambu laut (Isis hippuris) sebagai bahan baku farmasi dan bahan campuran pembuatan keramik porselin sehingga banyak diperdagangkan dan diekspor ke Eropa, Amerika, dan sebagian Asia terutama Cina (Tiongkok) memicu terjadinya eksploitasi biota ini secara masif. Imbasnya, ancaman kerusakan terumbu karang dan menurunnya populasi bambu laut pun terjadi, sehingga perlu upaya konservasi terhadap biota ini. Seirama dengan hal tersebut, teknologi akresi mineral terbukti bisa memberi kontribusi signifikan dalam mempercepat pertumbuhan karang. Kesamaan sifat yang dimiliki oleh material pembentuk terumbu karang dan material hasil dari teknologi akresi mineral menyebabkan struktur ini cocok digunakan sebagai media pertumbuhan buatan untuk terumbu karang. Berdasarkan latar belakang ini, maka dibuatlah rumusan tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu membuat desain teknologi akresi mineral pada skala eksitu sebagai upaya konservasi bambu laut melalui penyiapan bibit bambu laut dengan struktur yang kokoh sebelum ditanam di laut. Metode penanaman biota ini dilakukan melalui dua tahap yaitu penanaman bibit pada struktur katoda teknologi akresi mineral bentuk puzzle di akuarium dan penanaman bibit hasil perlakuan tahap pertama di laut lepas. Instalasi substrat beton bentuk puzzle ditambahkan untuk memperkuat struktur dimana biota tersebut ditanam. Seluruh metode tersebut dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan baku dalam kegiatan perekayasaan sesuai petunjuk teknis jabatan fungsional perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hasil yang diperoleh berupa desain teknologi akresi mineral untuk upaya konservasi bambu laut secara eksitu yang terdiri dari desain konseptual, desain power supply, desain anoda dan katoda, dan desain substrat. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu desain teknologi akresi mineral untuk upaya konservasi bambu laut secara eksitu telah berhasil dibuat dengan menggunakan anoda platina, katoda besi bentuk puzzle, dan keluaran power supply berupa tegangan listrik sebesar 12 Volt atau 24 Volt dan arus listrik sebesar 2,3 Ampere.