In general, the language of sarcasm is used to ridicule and even beat the speech partner. Sarcasm language refers to harsh words and contains scathing jokes or satire that can hurt someone's heart. Sarcasm in social media is ridicule or ridicule that is expressed either in writing, photos, or videos. The social media that is widely used by Indonesian people from all walks of life is the TikTok application. One example of sarcasm on TikTok is in the TikTok content of a teenager @ramdani_eka who misused the word "chuaks" to become a sarcastic sentence ending. Examples of teenage sarcasm content are “Elite style, difficult economy chuaks”, and “It's useless to be pretty if you're fat chuaks”. The purpose of this study is to describe and describe the views of adolescents on sarcasm content on the @ramdhani_eka TikTok account. This study uses the theory of symbolic interaction, with three main concepts: Mind, Self, and Society which are the theoretical reviews and uses concepts related to social media. The research methodology used is a qualitative approach with the case study method. The results of the study describe the adolescent's view that sarcasm that does not touch sensitive matters tends to be considered ordinary joke material, but if it mentions sensitive matters, then the sarcasm is considered negative. Pada umumnya bahasa sarkasme dimanfaatkan untuk mengejek bahkan mengalahkan mitra tutur. Bahasa sarkasme mengacu pada perkataan yang kasar dan mengandung olokan atau sindiran pedas yang bisa menyakiti hati seseorang. Sarkasme dalam media sosial merupakan ejekan atau cemoohan yang dituangkan baik secara tulisan, foto ataupun video. Media sosial yang banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia dari segala kalangan adalah aplikasi TikTok. Contoh sarkasme di TikTok salah satunya adalah pada konten tiktok seorang remaja @ramdani_eka yang menyalahgunakan kata “chuaks” menjadi sebuah akhiran kalimat sarkasme. Contoh konten sarkasme remaja tersebut “Gaya elit, ekonomi sulit chuaks”, “Percuma cantik kalo gendut chuaks”. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menguraikan pandangan remaja pada konten sarkasme di akun TikTok @ramdhani_eka. Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik, dengan tiga konsep utamanya: Mind, Self, dan Society yang menjadi tinjauan teoritisnya serta menggunakan konsep-konsep terkait media sosial. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian mendeskripsikan pandangan remaja bahwa sarkasme yang tidak menyentuh hal-hal sensitif cenderung dianggap sebagai bahan candaan biasa, tetapi jika sudah menyinggung hal-hal sensitif, maka sarkasme tersebut dianggap negatif.