Kota Bekasi sebagai kota penyangga Ibukota DKI Jakarta yang mengalami kemajuan sangat pesat dengan jumlah penduduk 2.949.859 Jiwa dengan munculnya permasalahan transportasi salah satunya kemacetan lalu lintas di jalan raya. Kemacetan ini timbul karena semakin tinggi volume kendaraan pribadi yang tidak di barengi dengan infrastruktur yang cepat dan kurang disiplin nya para pengendara dalam menggunakan kendaraannya. Melihat perkembangan Kota Bekasi sebagai penyangga ibu kota DKI Jakarta menjadi pusat perkembangan berbagai sektor sehingga Kota Bekasi ini mulai sesak dengan kendaraan, tingginya aktivitas pergerakan di Kota Bekasi, meningkatnya daya beli masyarakat yang menjadi salah satu penyebabnya. Adanya Bus Rapid Transit (BRT) sebagai angkutan umum massal diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang timbul akibat perkembangan kota itu sendiri. Bus Rapid Transit (BRT) Trans Patriot Koridor 1 trayek Terminal Bekasi – Harapan Indah adalah trayek bus sedang yang dapat menampung 40 penumpang yang melayani daerah perkotaan Kota Bekasi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pelayanan, aksesibilitas serta konsep dan strategi Bus Rapid Transit (BRT) Trans Patriot dalam memenuhi kebutuhan perjalanan di Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Namun masyarakat kurang minat untuk menggunakan angkutan umum karena jangkauan daerah pelayanan BRT dari tempat tinggal atau tempat tujuan perlu di tingkatkan karena masih banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum lain. Sehingga dapat menemukan faktor – faktor permasalahan yang mempengaruhinya sehingga dapat dirumuskan langkah – langkah perbaikan dan peningkatan mutu pelayanannya, dan rekomendasi perbaikan kualitas pelayanan kepada operator. Studi ini dengan menerapkannya sustainable transportation atau transportasi berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kinerja pelayanan berdasarkan variabel persepsi menilai pelayanannya cukup baik atau cukup puas yaitu 76 responden menilai cukup baik atau sebesar 80%. Namun seluruh instrumen persepsi pelayanan cukup baik dan perlu di tingkatkan. Sedangkan berdasarkan penelitian dengan standar Departemen Perhubungan menunjukkan cukup baik dengan skor 17 yang masuk dalam kategori cukup baik. Terdapat empat kriteria yang kurang baik yaitu headway, frekuensi, waktu perjalanan, dan jumlah kendaraan. Salain itu hasil analisis aksesibilitas halte diketahui bahwa menilai cukup baik yaitu dengan jumlah 81 responden atau sebesar 73,7%.