Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan pendapatan PT Pertamina dan laba bersih pada tahun 2022 dan 2023. Perusahaan energi milik negara terbesar di Indonesia adalah PT Pertamina, yang bekerja pada minyak dan gas serta energi baru dan terbarukan. Kinerja keuangan. Petroleum telah meningkat drastis dalam beberapa tahun akhir. Pernyataan publik dan laporan keuangan resmi perusahaan adalah sumber data penelitian yang digunakan ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi, optimisasi biaya, dan transformasi bisnis adalah strategi penting untuk mencapai kinerja keuangan Pertamina yang luar biasa pada tahun 2022 dan 2023. Pada tahun 2022, Pertamina mencatat pendapatan sebesar USD 84,89 miliar (Rp 1.262 triliun), meningkat 48% dari tahun 2021. Laba bersih perusahaan juga meningkat 86% menjadi USD 3,81 miliar (Rp 56,6 triliun). EBITDA Pertamina tercatat sebesar USD 13,59 miliar, naik 47% dari tahun sebelumnya. Peningkatan produksi dan penjualan migas serta optimisasi biaya operasional menjadi faktor – faktor utama yang mendorong kenaikan kinerja keuangan Pertamina pada tahun 2022. Di tahun 2023, kinerja keuangan Pertamina terus menunjukkan tren positif. Anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina internasional shipping (PIS), membukukan pendapatan sebesar USD 3,3 miliar dan laba bersih USD 330 Juta, meningkat masing-masing 60,9% dan 16,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Transformasi bisnis melalui program “Vesselleration” sinergi dengan entitas Pertamina lain, dan ekspansi global menjadi kontributor utama pertumbuhan kinerja PIS. Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa strategi optimisasi biaya, peningkatan produksi dan transformasi bisnis yang dilakukan Pertamina telah berhasil meningkatkan dan laba bersih perusahaan secara signifikan pada tahun 2022 dan 2023.