Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPAS (Integrasi IPA dan IPS) sebagaimana yang terjadi di lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPAS melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) di Kelas IV SDN 24 Parupuk Tabing Kota Padang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Pertama, aspek perencanaan terkait modul ajar pada Siklus I mencapai persentase rata-rata 87,49% dengan kualifikasi baik (B) meningkat pada Siklus II menjadi 95,83% dengan kualifikasi sangat baik (A). Kedua, aspek keterlaksanaan pembelajaran dari aspek guru pada Siklus I mencapai persentase rata-rata 85,71% dengan kualifikasi baik (B) meningkat pada Siklus II menjadi 92,85% dengan kualifikasi sangat baik (A). Dari aspek siswa, persentase rata-rata pada Siklus I sebesar 82,14% dengan kualifikasi baik (B) meningkat pada Siklus II menjadi 92,85% dengan kualifikasi sangat baik (A). Ketiga, hasil belajar siswa pada Siklus I menunjukkan nilai rata-rata sebesar 76,32 dengan kualifikasi perlu bimbingan (D) meningkat pada Siklus II menjadi 87,82 dengan kualifikasi baik (B). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPAAS di Kelas IV SDN 24 Parupuk Tabing. (Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rendahnya hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPAS berdasarkan pengamatan di lapangan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaraan IPAS menggunkan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV SDN 24 Parupuk Tabing Kota Padang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, perencanaan dengan aspek modul ajar siklus I diperoleh rata-rata persentase 87,49% dengan kualifikasi baik (B) meningkat pada siklus II menjadi 95,83% dengan kualifikasi sangat baik (A). Kedua, hasil pelaksanaan pembelajaran dilihat dari aspek guru siklus I memperoleh rata-rata persentase 85,71% dengan kualifikasi baik (B) meningkat pada siklus II menjadi 92,85% dengan kualifikasi sangat baik (A). Kemudian, hasil pelaksanaan pembelajaran dari aspek peserta didik pada siklus I memperoleh rata-rata persentase 82,14% dengan kualisikasi baik (B) meningkat pada siklus II menjadi 92,85% dengan kualifikasi sangat baik (A). Ketiga, hasil belajar peserta didik pada siklus I memperoleh rata-rata 76,32 dengan kualifikasi perlu bimbingan (D) meningkat pada siklus II menjadi 87,82 dengan kualifikasi baik (B). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPAS di kelas IV SDN 24 Parupuk Tabing)