Hilangnya fungsi ginjal secara bertahap yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis (CKD) dapat terjadi selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau hingga puluhan tahun. Komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit gagal ginjal kronik, antara lain: anemia, hiperkalsemia, penyakit tulang, hipertensi, serta edema (edema perifer maupun paru). Langkah yang tepat diambil untuk mengatasi masalah ini dengan melakukan hemodialisis. Penelitian ini mempunyai tujuan guna mengetahui hubungan durasi melaksanakan hemodialisis dengan tingkat kecemasan yang dialami pasien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisis RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam penelitian ini yakni seluruh pasien gagal ginjal kronik yang melaksanakan hemodialisa di ruang hemodialisa RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Sampel yang diambil sejumlah 92 orang. Sampel yang diambil sejumlah 92 orang, serta memanfaatkan teknik sampling Purpossive Samplling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini kuisioner HARS yang selanjutnya dianalisis melalui uji Korelasi Spearman. Hasil penelitian didapatkan mayoritas (74,3%) pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi dengan durasi 4 jam tidak mengalami kecemasan, dan sebagian kecil (3,4%) mengalami kecemasan berat dengan durasi 4 jam. Berlandaskan hasil uji Spearman Rank Correlation diperoleh nilai signifikan 0,599 (>0,005), maka tidak terdapat hubungan durasi hemodialisis dan tingkat kecemasan. Sebagian besar pasien menjalani terapi hemodialisis dengan durasi 4 jam, hal tersebut dikarenakan alat yang dimiliki di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. R. Koesma Tuban memiliki kapasitas durasi maksimal 4 jam. Sebagian besar pasien hemodialisis tidak mengalami kecemasan dikarenakan pasien tersebut dapat beradaptasi dan memiliki pengalaman yang lama saat hemodialisis.