Andityawan, I Made
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Diferensiasi Pemasaran Produk Kopi Arabika UUP Catur Paramitha Melalui Packaging dan Branding dalam Menyasar Konsumen Milenial Setiawan, I Made Rai Tedy; Andityawan, I Made; Palma Dinata, I Nyoman Agus Aristya; Kompiang Adiada, Anak Agung; Ririhena, Joshua Cikal Pandawa; Susanto, Putu Chris
Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK Vol. 4 No. 1 (2020): Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1680.479 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v4i1.1354

Abstract

ABSTRAKUUP Catur Paramitha merupakan unit usaha produktif dari Kelompok Tani Subak Abian Wana Sari Kenjung (AWSK), Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Mitra usaha tersebut sudah menghasilkan kopi dengan kualitas tinggi sebanyak 1 ton per tahun, termasuk kopi Arabika specialty yang mengikuti standar produksi yang tinggi, di antaranya harus 95% petik basah, difermentasi, dikeringkan sampai kadar air sisa 12%. Yang menjadi masalah prioritas mitra adalah merek, label, dan kemasan yang masih tradisional atau “kurang update”, sehingga masih sulit masuk ke pasar ritel atau kedai kopi high-end. Terutama bagi generasi Milenial, yang mengedepankan kemasan dan merek ketika membeli sesuatu, termasuk produk kopi. Tim Program Kreativitas Mahasiswa skema Penerapan Teknologi (PKM-T) Universitas Dhyana Pura berusaha menawarkan solusi atas permasalahan yang dihadapi mitra dengan melakukan pendampingan dalam hal packaging dan branding yang menyasar konsumen milenial. Adapun kemasan yang diterapkan adalah kemasan kopi dengan katup satu arah untuk menjaga kesegaran kopi dan mendiferensiaskannya dari produk olahan yang sudah ada. Di samping itu, labeling kopi dibuat lebih “kekinian” untuk menarik konsumen milenial. Merek yang digunakan juga merupakan sub-brand dari produksi kopi yang sudah ada, dengan memilih merek “Kopi Esa Loka” untuk mengedepankan makna bahwa produk kopi yang ditawarkan adalah single origin, serta untuk mengikuti tren penggunaan nama berbahasa Indonesia yang mudah dilafalkan oleh orang asing sekalipun. Di samping itu, tim PKM-T juga memperkenalkan produk olahan kopi cold brew sebagai salah satu alternatif pemasaran produk kopi yang sangat cocok untuk varietas Arabika terutama dari Kintamani sebagai produk kopi siap saji.Kata kunci : diferensiasi pemasaran, branding, packaging, kopi, single originABSTRACTUUP Catur Paramitha is the business extension of Subak Abian Wana Sari Kenjung (AWSK) farmers’ group in Catur Village, Kintamani Subdistrict, Bangli Regency, Bali. The co-op has been producing high quality coffee in the amount of one ton per annum, including high-quality Arabica specialty coffee produced with high standards including 95% wet picking, fermentation, and dried until 12% water content remains. The priority problem for the partner was the branding, packaging, and branding that are still not “up-to-date”, making it difficult for the coffee producer to enter the specialty and high-end coffee markets. Particularly for young Millennials, that place high importance on the packaging and branding in their purchases, including coffee. A team of students and a lecturer from Universitas Dhyana Pura (PKM-T scheme) offered a solution for this partner in terms of developing packaging and branding that target Millennials. The packaging developed used one-way valve to maintain the freshness of the coffee and differentiates the new packaging from the established ones. The labelling developed was more “up-to-date” to attract younger consumers. The team and the partner developed a sub-brand of their existing “Jempolan” brand, aimed towards the young Millennials market with the name “Kopi Esa Loka.” This brand carries the meaning of single origin, but is easy to pronounce even by foreigners. In addition, the team also introduce itsUUP Paramitra partner with cold brew as a new product developed specifically for theMillennials market.Keywords: marketing, differentiation, branding, packaging, single origin
Single Origin Edu-Trekking: Pengembangan Wisata Edukasi Berbasis Kopi Gelombang Ketiga Melalui Social Influencers di Catur Kintamani Andityawan, I Made; Yuni Krisnayanthi, Ni Luh Putu; Wisnu Susila, I Kadek Edo; Adiada, Anak Agung Kompiang; Anugerah, Desrion Zakarias; Susanto, Putu Chris
Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK Vol. 4 No. 1 (2020): Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.123 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v4i1.1355

Abstract

ABSTRAKDesa Catur, Kecamatan Kintamani merupakan desa wisata baru di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Sejak tahun 2018, Pokdarwis Desa Wisata Catur giat mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, didukung dengan potensi alam, budaya, serta perkebunan kopi dan pengembangan herbal. Pokdarwis menggandeng tim Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Dhyana Pura untuk mengembangkan paket wisata edukasi di Desa Catur. Bersama mitra Pokdarwis Desa Wisata Catur, tim PKM-M melakukan pengabdian masyarakat berupa pengembangan paket wisata, itinerary, modul pemandu wisata (guiding script), buku naskah cerita rakyat serta program pelatihan bagi tim pemandu wisata setempat. Paket wisata edukasi yang dikembangkan di Desa Catur adalah edu-trekking yang menggabungkan antara kegiatan menjelajah alam, yakni areal perkebunan kopi dan air terjun Tiying Seni, dengan unsur edukasi mengenai kopi single origin yang dibudidayakan dan diproduksi oleh kelompok tani (subak) di Desa Catur. Di samping itu, budidaya dan olahan tanaman herbal menjadi daya tarik yang unik untuk dikembangkan di Desa Catur. Dalam pelaksanaan PKM-M, tim juga mendampingi Pokdarwis Desa Catur dalam mempersiapkan diri dan melaksanakan lomba desa wisata tingkat Provinsi Bali—yang mana Desa Catur meraih juara II.Kata kunci: desa wisata, wisata edukasi, agro wisata kopi, wisata herbalABSTRACTCatur village in Kintamani Subdistrict is newly designated tourism village (desa wisata) in Bangli Regency, Bali since 2018. The local tourism authority is in the process of developing Community Based Tourism, supported by natural, cultural, agricultural, and herbal potentials. The community engagement team of Universitas Dhyana Pura (PKM-M) is working hand-in-hand to help the tourism village develop educational tourism package in Catur. Together, they develop a tourism package, itinerary, module for guiding script, handbook for local folklore, and traning program with local guides. The educational tourism package combines activities of nature exploration, including coffee plantation and Tiying Seni waterfall, with educational experience of single origin coffee cultivation and production in the local farming co-op. In addition, the cultivation and processing of herbal plants also become a unique attraction to be developed in Catur village. In the implementation of PKM, the team from Universitas Dhyana Pura also aided the village tourism authority to prepare for Bali province tourism competition—for which they received second place honors.Keywords: tourism village, educational tourism, coffee agriculture, herbal tourism