Penggunaan bahan bakar di indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil yang ketersediannya semakin menipis. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengurangi/meminimalisir konsumsi energi yang berasal dari fosil. Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel yang dijadikan bahan bakar alternatif. Bioetanol diproduksi melalui proses fermentasi dari bahan-bahan nabati. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan campuran biopremium sehingga dapat menghemat cadangan minyak bumi. Dalam pembuatan bioetanol, produk yang dihasilkan masih berupa campuran alkohol dengan nomor karbon 1-5 yang harus dipisahkan dengan metode distilasi sehingga diperoleh alkohol dengan kemurnian yang tinggi. Pemilihan metode distilasi karena dapat digunakan pada berbagai konsentrasi dan dapat menghasilkan kemurnian yang tinggi. Produk bawah dari proses distilasi berupa air dan fusel oil yang mengandung komponen tert-butanol dan 1-pentanol. Pengetahuan tentang kesetimbangan uap-cair dari campuran komponen-komponen yang akan dimurnikan diperlukan dalam perancangan proses distilasi. Berdasarkan National Institute of Standards and Technology (NIST), data kesetimbangan uap-cair sistem biner tert-butanol + 1-pentanol masih belum diteliti. Dalam upaya mengatasi kekurangan data tersebut, data kesetimbangan uap-cair tert-butanol + 1-pentanol sistem biner akan diprediksi dengan permodelan UNIFAC. Kemudian, data kesetimbangan yang didapat dikorelasikan dengan perhitungan model Universal Quasi-Chemical (UNIQUAC). Dari hasil prediksi kesetimbangan uap-cair sistem biner tert-butanol (1) + 1-pentanol (2), azeotrop tidak terbentuk pada sistem tersebut dan diperoleh nilai deviasi dari temperatur antara hasil prediksi UNIFAC dengan perhitungan UNIQUAC memiliki nilai rata-rata yang kecil yaitu sebesar 0,1310 K.