Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penggabungan ruang kelas dan ruang bermain terhadap kualitas pengalaman belajar anak usia dini pada satuan PAUD dengan keterbatasan ruang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus yang dilakukan di TK Kasih Bapa. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggabungan ruang menimbulkan beberapa permasalahan, seperti gangguan konsentrasi anak, kesulitan dalam transisi kegiatan, manajemen kelas yang tidak efektif, risiko keselamatan, serta tingginya tingkat kebisingan. Untuk mengatasi hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan strategi “Optimalisasi Sumber Daya Terintegrasi Berbasis Komunitas” yang bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman, nyaman, dan edukatif meskipun dalam kondisi terbatas. Strategi ini melibatkan pemanfaatan sumber daya lokal secara kolaboratif dan kreatif. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis bagi guru, pengelola PAUD, serta pemangku kebijakan dalam merancang lingkungan belajar yang adaptif dan inklusif.