Serangan hama tikus merupakan serangan yang dapat membuat petani rugi dalam kegiatan usahataninya. Serangan hama tikus menghambat terjadi diseluruh fase tanaman padi sehingga petani dapat kehilangan hasil panen. Permasalahan tersebut hampir dialami oleh seluruh petani padi, salah satunya petani padi Desa Wirolegi, Kecamatan Jember. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan burung hantu sebagai predator bagi hama tikus. Metode pengendalian ini didukung dengan pemasangan rumah burung hantu sebagai tempat burung hantu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan partisipatif, petani akan langsung terlibat dalam kegiatan pengendalian. Hasil dari penelitian petani tidak bergantung pada pestisida kimia dan penurunan frekuensi serangan hama tikus.