Inkontinensia urine merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urine. Inkontinensia sering terjadi pada lansia. Salah satu cara untuk memperbaiki ketidakmampuan menahan berkemihya itu dengan senam kegel. Tujuan penelitianini untuk mengetahui pengaruh senam kegel terhadap penurunan frekuensi inkontinensia urine pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Kabupaten Bireuen. Jenis penelitian ini bersifat quasi experiment dengan rancangan one group pre-test post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah Kerja Puskesmas Kuala Kabupaten Bireuen. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah responden inkontinensia urine 11 orang. Data dikumpulkan dengan lembaran kuesioner QUID saat pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan mulai Maret 2022 sampai Agustus 2022. Hasil penelitian menujukkan bahwa sebelum diberikan intervensi senam kegel didapatkan responden dengan tipe inkontinensia urine terbanyak adalah tipe inkontinensia urine stress sebanyak 5 orang(45,4%) sedangkan tipe terendah adalah responden yang mengalami inkontinensia urineurgensi sebanyak 3 orang (27%) sesudah diberikan intervensi senam kegel didapatkan responden dengan tipe inkontinensia urine terbanyak adalah tipe tidak inkontinensia urine sebanyak 6 orang (54%) dan tipe inkontinensia urine stress dan urgensi sama-sama sebanyak 1 orang (9,0%) sedangkan inkontinensia urine campuran sebanyak 3 orang (27%). Uji normalitas penelitian ini menggunakan shapiro-wilk menujukan nilai ρ 0,171 ( pre-test) dan nilai ρ 0,093 (post-test) > 0,05. maka data berdistribusi normal. Uji statistik menggunakan uji parametrik mutlak yaitu uji T berpasangan (paired T Test) dengan nilai ρ value 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh senam kegel terhadap penurunan frekuensi inkontinensia urine pada lansia di wilayah kerja Puskesmas kuala kabupaten Bireuen.