Tujuan utama sebuah industri perhotelan adalah menjual jasa kamar dengan berusaha menaikkan persentase tingkat hunian kamar (occupancy) hotel. Pentingnya pencatatan occupancy di sebuah hotel adalah sebagai bahan tolak ukur keberhasilan sebuah hotel, karena semakin tinggi tingkat hunian kamar akan menunjukkan semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut. Dalam proses pencatatan occupancy di Hotel Grand Malioboro Yogyakarta, melibatkan dua departemen yang berperan penting, yaitu departemen front office dan accounting. Tujuan dari artikel ini adalah mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi pada pencatatan occupancy. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana hasil penelitiannya berupa gambaran serta pemaparan tentang sistem informasi akuntansi pada pencatatan occupancy. Pengumpulan data untuk penelitian ini diperoleh dari wawancara accounting dan front office staff, observasi dan dokumentasi dari Hotel Grand Malioboro Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pencatatan occupancy di Hotel Grand Malioboro Yogyakarta menggunakan enam formulir, yaitu: arrival list, room count sheet, city ledger, reservation list, daily sales report dan daily sales report by segment. Dari keenam formulir tersebut, formulir room count sheet adalah formulir yang paling efektif untuk digunakan pada pencatatan occupancy di Hotel Grand Malioboro Yogyakarta. Manfaat dari pencatatan occupancy disebuah hotel adalah sebagai bahan acuan dalam mengambil keputusan, meningkatkan kualitas mutu pelayanan dan citra hotel, serta untuk menentukan rencana/planning untuk meningkatkan penjualan ke depannya (sales plan).