Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan untuk dikelola serta dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam menghadapi rintangan serta persaingan kerja yang semakin ketat. Tujuan dari penerapan manajemen sumber daya manusia adalah agar setiap orang yang berada dalam sebuah perusahaan dalam bisnis dapat menjalankan visi, misi, tanggung jawab dan fungsi utama bisnis serta nilai-nilai yang telah diterimanya untuk tumbuh serta berkembang. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk melihat dampak gaya kepemimpinan (otokratis, demokratis, dan laissez-faire) terhadap suatu motivasi kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini ialah karyawan di Departemen Shipping di Perusahaan Garmen di Boyolali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria karakteristik karyawan tetap serta bukan merupakan kepala bidang/ kepala divisi serta bekerja pada departemen shipping. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial, bahwa Ha diterima dan Ho di tolak. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara gaya kepemimpinan demokratis (X2) terhadap motivasi kerja (Y) karyawan Departemen Shipping di Perusahaan Garmen di Boyolali. Dan berdasarkan uji F secara simultan, bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya Gaya Kepemimpinan (X) berpengaruh secara simultan dari signifikan terhadap Motivasi Kerja (Y) pegawai Departemen Shipping di Perusahaan Garmen di Boyolali. Sedangkan nilai yang didapat dari R square = 0,533 atau sebesar 53,3% yang berarti bahwa gaya kepemimpinan (X) memberikan kontribusi terhadap motivasi kerja pegawai pada Departemen Shipping sebesar 53,3%, sedangkan 46,7% lainnya merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan oktokratis dan demokratis mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi kerja. Sementara pada gaya kepemimpinan laissez-faire mempunyai pengaruh negatif, akan tetapi tidak signifikan pada motivasi kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa penentu kebijaksanaan, penentu langkah kegiatan, pemberian penugasan, serta pemberian penghargaan dan kritik memilki pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Serta mengikutserakan dalam musyawarah, mendiskusikan kegiatan-kegiatan kerja, kebebasan dalam bekerja sama dalam kelompok, dan bersikap objektif memilki pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Sementara itu, mengenai partisipasi minimal, memberikan penjelasan jika diminta, tidak berpartisipsi penuh, serta dalam diskusi jarang muncul tanggapan yang spontan tidak memilki pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai.