Abstrak—Pengolahan sampah organik di Indonesia masih belum sempurna, dengan pengolahan sampah organik yang belum sempurna ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang dapat merusak alam. Salah satu solusi yang dapat mengatasinya adalah dengan membudidayakan maggot dengan sampah organik sebagai pakannya, akan tetapi maggot memiliki masa hidup yang pendek dan juga sangat sensitive terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara sehingga perlu adanya sebuah sistem yang dapat mengatur serta memantau keadaan di dalam tempat budidaya maggot. Sistem yang akan dibuat terdiri dari sensor DHT-22 dan beberapa actuator guna mengatur suhu dan kelembaban sistem budidaya maggot yang terintegrasi dengan IoT. Dari hasil kalibrasi suhu didaptakan akurasi sensor DHT-22 dalam mengukur suhu sebesar 99,96% dan kelembaban 99,87%. Berdasarkan hasil pengamatan, maggot yang diatur suhu dan kelembabannya memiliki pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan maggot yang tumbuh secara konvensional dibuktikan dengan maggot yang diatur suhu dan kelembabannya pada hari ke-14 sudah berukuran sekitar 2 cm, sedangkan maggot yang tumbuh secara konvensional pada hari ke-16 berukuran 1,8 cm. Kata kunci— Maggot, DHT-22, Suhu dan Kelembaban.