Hemoglobin terdiri dari globin dan heme, dengan empat rantai polipeptida yang terdiri dari dua rantai globin alfa dan dua rantai globin beta. Hemoglobin membawa oksigen dalam darah dan berubah warna menjadi merah bila oksigen tinggi dan kebiruan bila oksigen rendah. Selama kehamilan, produksi eritropoietin meningkat sehingga menyebabkan peningkatan volume darah. Namun kadar hemoglobin bisa turun karena kekurangan zat besi sehingga menyebabkan anemia pada ibu hamil. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, pendarahan, bahkan kematian. Diperlukan pemeriksaan laboratorium yang tepat untuk mendukung penurunan angka kematian ibu. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Bandarharjo Semarang guna mengetahui gangguan kesehatan yang mungkin timbul dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan informasi dari sumber dan objek penelitian. Populasi penelitian adalah pasien di Laboratorium Puskesmas Bandarharjo Semarang yang berjumlah 323 orang. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan rumus slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Bandarharjo memiliki kadar hemoglobin cukup, yaitu 84,8% dalam kategori normal. Namun, 15,2% ibu hamil memiliki kadar Hb rendah yang mengindikasikan adanya risiko anemia. Hal ini menunjukkan masalah anemia pada ibu hamil masih sering terjadi terutama di negara berkembang. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan kadar hemoglobin. Nutrisi dan kepatuhan terhadap suplemen zat besi berperan dalam menentukan kadar hemoglobin. Nutrisi yang cermat dapat mencegah penurunan kadar hemoglobin selama kehamilan.