<![CDATA[Manajemen risiko adalah hal yang penting dalam menetapkan kebijakan dan mengambil keputusan terkait pembiayaan nasabah. Risiko timbul akibat ketidakjujuran dan kesulitan ekonomi nasabah dalam melaksanakan transaksi. Pimpinan, manajer bank, dan seluruh bagian divisi bank diharapkan memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko demi mencapai profit yang maksimum. Penerapan manajemen risiko di Bank Syariah Indonesia mencakup beberapa aspek penting. Pertama, manajemen risiko secara umum harus diterapkan dengan baik. Selanjutnya, penerapan manajemen risiko harus dilakukan untuk setiap jenis risiko, yang terdiri dari delapan kategori, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategis, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Selain itu, penilaian profil risiko juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kualitas penerapan manajemen risiko mencakup beberapa elemen, antara lain tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, kecukupan proses manajemen risiko, serta sistem pengendalian internal yang komprehensif. Perbankan syariah tidak hanya harus mencapai kemakmuran finansial tetapi juga mematuhi prinsip-prinsip syariah dan peraturan terkait. Risiko signifikan yang dihadapi oleh bank Islam adalah risiko kepatuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah pengelolaan risiko kepatuhan di bank Islam efektif. Kepatuhan terhadap prinsip - prinsip hukum Syariah merupakan kewajiban utama bank Islam dalam menjalankan kegiatan perbankannya. Studi ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan menerapkan metode penelitian kepustakaan dengan menggunakan data sekunder dari artikel, hasil penelitian dan referensi yang berhubungan dengan topik penelitian. Konteks penelitian ini adalah potensi perbankan syariah di Indonesia yang berkembang sangat positif. Namun, penelitian ini ingin melihat lebih dalam pada penerapan kepatuhan Syariah pada perbankan Islam, khususnya Perbankan Syariah Indonesia.]]>
