Gus Dur, a national figure, had thoughts were strategic but also ethical and aesthetic. The nine values of thought that are considered the legacy of Gus Dur's thoughts are one of the legacies of Gus Dur's character in terms of thinking for progress in the pluralism of the Indonesian nation. This thought was born from a long process of experience and life dynamics. Furthermore, these nine values have coherence or the same values as those taught by His Majesty the Prophet SAW, specifically about the values contained in prophetic communication, namely transcendence, humanization, and liberation. The research method used in this research is a literature study by exploring the nine values that Gus Dur thought of and seeing their coherence with the values exemplified by the Prophet in the prophetic communications he practiced. The results of this research show clear and deep coherence between Gus Dur's nine values of thought and the values contained in prophetic communication.Gus Dur sebagai tokoh bangsa memiliki pemikiran yang tidak hanya strategis, tapi juga etis dan estetis. Sembilan nilai pemikiran yang dianggap warisan pemikiran Gus Dur merupakan salah satu peninggalan ketokohan Gus Dur dalam hal pemikiran untuk kemajuan dalam kemajemukan Bangsa Indonesia. Pemikiran ini tentu lahir dari proses pengalaman dan dinamika kehidupan yang panjang. Lebih jauh, Sembilan nilai ini pada dasarnya memiliki koherensi atau kesamaan nilai dari yang pernah diajarkan Baginda Rasul SAW, secara khusus dalam kaitannya dengan nilai yang terkandung dalam komunikasi profetik yaitu transendensi, humanisasi dan liberasi. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan mengulik Sembilan nilai yang menjadi pemikiran Gus Dur dan melihat koherensinya dengan nilai yang dicontohkan baginda Rasul dalam komunikasi kenabian yang dipraktikkannya. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat koherensi yang jelas dan mendalam antara Sembilan nilai pemikiran Gus Dur dan nilai yang ada di dalam komunikasi profetik.