Kelainan refraksi terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan jelas, sehingga menyebabkan bayangan objek tampak buram atau kurang tajam. Jenis-jenis kelainan refraksi meliputi miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua, kebiasaan melihat dalam jarak dekat, serta aktivitas luar ruangan terhadap kejadian kelainan refraksi pada siswa di SMAN 1 Praya Timur, Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Ditemukan hubungan yang signifikan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua dengan kejadian kelainan refraksi, dengan nilai p = 0,004. Selain itu, terdapat hubungan antara kebiasaan melihat dalam jarak dekat dengan kejadian kelainan refraksi (p = 0,038), serta hubungan antara aktivitas luar ruangan dengan kejadian kelainan refraksi (p = 0,017). Berdasarkan analisis statistik, terdapat hubungan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua, kebiasaan melihat dalam jarak dekat, serta aktivitas luar ruangan dengan kejadian kelainan refraksi di SMAN 1 Praya Timur, Lombok Tengah.