Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Medical English Training for Healthcare Personnel at Nipah Community Health Center, North Lombok District, to Overcome Language Barriers Sabrina Intan Zoraya; Abdillah Adipatria Budi Azhar
Bahasa Indonesia Vol 21 No 02 (2024): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.212.5

Abstract

Language barriers can pose a problem in communication between healthcare personnel and foreign patients. Improving English language skills is a must for healthcare personnel, especially those employed in community health centers in tourism areas. The community service team from the Faculty of Medicine, Universitas Islam Al-Azhar, provided Medical English training for healthcare personnel at the Nipah Community Health Center, North Lombok Regency. A total of four meetings were held from June-September 2023. The participants learned basic Medical English from the presentation slides, illustrated bilingual handbooks, and role-play. Analysis showed that there was a statistically significant difference between the pre-test and post-test scores (P-value < 0.001). In conclusion, this training had a positive impact in helping healthcare personnel learn Medical English to overcome language barriers. It was proposed that this training should be continued in the future. It is recommended that future training programs place greater emphasis on practical skills, with a particular focus on listening and speaking.
HUBUNGAN STRES, AKTIVITAS FISIK, DAN JENIS MAKANAN DAN MINUMAN IRITATIF DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KECAMATAN AMPENAN Denek Bini Chlara Suhesti; Sabrina Intan Zoraya; Mirzaulin Leonaviri; Siti Ruqayyah
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 3 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/h0y1yx49

Abstract

Dispepsia fungsional (DF) merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, ditandai dengan serangkaian gejala epigastrium seperti nyeri, kembung, dan mual tanpa adanya kelainan organik. Prevalensinya yang tinggi tercermin di Provinsi Nusa Tenggara Barat, di mana pada tahun 2021, dispepsia menempati peringkat keenam dari sepuluh penyakit dengan morbiditas tertinggi di fasilitas kesehatan primer, dengan total 36.483 kasus. Faktor etiologi DF bersifat multifaktorial, melibatkan aspek psikologis seperti stres, serta faktor gaya hidup termasuk aktivitas fisik dan konsumsi makanan atau minuman yang bersifat iritatif. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara stres, aktivitas fisik, dan asupan makanan/minuman iritatif dengan kejadian dispepsia fungsional pada populasi remaja spesifik. Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif potong lintang (cross-sectional) yang dilaksanakan pada 27 September hingga 11 Oktober 2023. Subjek penelitian adalah populasi total remaja (N=150) yang tinggal di panti asuhan di Kecamatan Ampenan. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji chi-square dengan perangkat lunak SPSS versi 25 untuk menguji asosiasi antar variabel. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian dispepsia fungsional dengan tingkat stres (p = 0,041), tingkat aktivitas fisik (p = 0,001), dan jenis makanan serta minuman iritatif yang dikonsumsi (p < 0,001). Stres, aktivitas fisik, dan kebiasaan diet merupakan faktor-faktor determinan yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian dispepsia fungsional pada remaja di panti asuhan.
HUBUNGAN RIWAYAT KELAINAN REFRAKSI ORANG TUA, AKTIVITAS MELIHAT DEKAT DAN AKTIVITAS LUAR RUANGAN DENGAN KEJADIAN KELAINAN REFRAKSI PADA PELAJAR DI SMAN 1 PRAYA TIMUR LOMBOK TENGAH Moh Ali Azhar; Dian Rahadianti; Sabrina Intan Zoraya; Endro Pranoto
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/dv873c22

Abstract

Kelainan refraksi terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan jelas, sehingga menyebabkan bayangan objek tampak buram atau kurang tajam. Jenis-jenis kelainan refraksi meliputi miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua, kebiasaan melihat dalam jarak dekat, serta aktivitas luar ruangan terhadap kejadian kelainan refraksi pada siswa di SMAN 1 Praya Timur, Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Ditemukan hubungan yang signifikan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua dengan kejadian kelainan refraksi, dengan nilai p = 0,004. Selain itu, terdapat hubungan antara kebiasaan melihat dalam jarak dekat dengan kejadian kelainan refraksi (p = 0,038), serta hubungan antara aktivitas luar ruangan dengan kejadian kelainan refraksi (p = 0,017). Berdasarkan analisis statistik, terdapat hubungan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua, kebiasaan melihat dalam jarak dekat, serta aktivitas luar ruangan dengan kejadian kelainan refraksi di SMAN 1 Praya Timur, Lombok Tengah.
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, PENDAPATAN ORANG TUA, TINGGI BADAN ORANG TUA, DAN POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN KASUS STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAK BEAK Roro Wulansari Setyoningrum; Artha Budi Susila Duarsa; Halia Wanadiatri; Sabrina Intan Zoraya
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/ne0c4p03

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang masih menjadi salah satu target dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), prevalensi stunting mencapai 32,7%, menempatkannya pada peringkat keempat berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia. Faktor risiko stunting terbagi menjadi dua kategori utama yaitu faktor internal, meliputi tingkat pendidikan ibu, kelainan endokrin, tinggi badan orang tua, berat badan lahir, dan jenis kelamin anak. Faktor eksternal, mencakup jarak kelahiran, riwayat imunisasi, pemberian ASI eksklusif, pendapatan orang tua, dan pola pemberian makan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu, pendapatan orang tua, tinggi badan orang tua, dan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanak Beak, Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 101 responden, yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Uji statistik yang digunakan dalam analisis data adalah chi-square. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting (p-value = 0,001). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan kejadian stunting (p-value = 0,267). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan ayah dengan kejadian stunting (p-value = 0,584). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting (p-value = 0,075). Terdapat hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting (p-value = 0,001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu dan pola pemberian makan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting. Namun, pendapatan orang tua, tinggi badan ayah, dan tinggi badan ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanak Beak.