Dispepsia fungsional (DF) merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, ditandai dengan serangkaian gejala epigastrium seperti nyeri, kembung, dan mual tanpa adanya kelainan organik. Prevalensinya yang tinggi tercermin di Provinsi Nusa Tenggara Barat, di mana pada tahun 2021, dispepsia menempati peringkat keenam dari sepuluh penyakit dengan morbiditas tertinggi di fasilitas kesehatan primer, dengan total 36.483 kasus. Faktor etiologi DF bersifat multifaktorial, melibatkan aspek psikologis seperti stres, serta faktor gaya hidup termasuk aktivitas fisik dan konsumsi makanan atau minuman yang bersifat iritatif. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara stres, aktivitas fisik, dan asupan makanan/minuman iritatif dengan kejadian dispepsia fungsional pada populasi remaja spesifik. Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif potong lintang (cross-sectional) yang dilaksanakan pada 27 September hingga 11 Oktober 2023. Subjek penelitian adalah populasi total remaja (N=150) yang tinggal di panti asuhan di Kecamatan Ampenan. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji chi-square dengan perangkat lunak SPSS versi 25 untuk menguji asosiasi antar variabel. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian dispepsia fungsional dengan tingkat stres (p = 0,041), tingkat aktivitas fisik (p = 0,001), dan jenis makanan serta minuman iritatif yang dikonsumsi (p < 0,001). Stres, aktivitas fisik, dan kebiasaan diet merupakan faktor-faktor determinan yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian dispepsia fungsional pada remaja di panti asuhan.