Besin, Enjelita Maria Petricia Yohandra
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS UNSUR PEMBENTUK FILM ANIMASI FATE/STAY NIGHT: HEAVEN’S FEEL Prayoga, Ayoung Rega; Runturambi, Raya Nicholas Dewantoro; Shadana, I Gusti Ngurah Dharma; Besin, Enjelita Maria Petricia Yohandra; Janottama, I Putu Arya
Anima Rupa Vol 1 No 1 (2023): Anima Rupa: Jurnal Animasi
Publisher : Pusat Penerbitan LPPM ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/animarupa.v1i1.2858

Abstract

The Fate/Stay Night franchise and the original visual novels that are the source of the film's story. Fate/Stay Night is a media franchise developed by Type-Moon, a Japanese game development company. The franchise was first introduced through a visual novel released in 2004. This visual novel consists of three main routes, namely Fate, Unlimited Blade Works, and Heaven's Feel. Each route has a different story, with different characters and conflicts. This animation received the 2018 Crunchyroll Anime Award and received a rating of 8.18. I used two methods in this study, namely literature study and observation. The literature study method is carried out by studying book references, articles, and browsing the internet as well as reviewing literature related to system analysis. Analysis of these elements shows that the film has an interesting storyline, as well as presenting themes that can give a message to the audience.
TAHAPAN PRODUKSI PENCIPTAAN ANIMASI MANIK SEGARA Besin, Enjelita Maria Petricia Yohandra
Anima Rupa Vol 1 No 2 (2024): Anima Rupa: Jurnal Animasi
Publisher : Pusat Penerbitan LPPM ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/animarupa.v1i2.3585

Abstract

Didasari dengan menjadi peserta lomba animasi Bali Jani, dengan tema “Segara Kerthi” diciptakan sebuah animasi pendek dengan judul “Manik Segara”. Dalam animasi Manik Segara terkandung unsur budaya Bali yang dapat dilihat dari tokoh, backsound dan baju atau busana yang digunakan. Animasi ini diciptakan menggunakan teknik campuran cut-to- cut dan frame-by-frame. Dengan genre fantasi dan terdapat pesan-pesan moral yang terselip dalam film menjadi salah satu alasan animasi ini layak ditonton oleh khalayak umum, khususnya anak-anak. Dalam penciptaan animasi ini, Manik Segara mengalami tiga tahap produksi yang dikenal dengan animation production pipeline sehingga dapat menghasilkan sebuah film animasi yang layak untuk di dipublikasikan bagi khalayak umum.