Transformasi digital telah menjadi strategi krusial dalam meningkatkan efektivitas kinerja perkantoran modern, khususnya dalam mendukung kreativitas, inovasi, dan produktivitas content creator di industri movie recap. Penelitian ini mengkaji secara komprehensif bagaimana integrasi teknologi digital seperti cloud computing, sistem manajemen dokumen elektronik, platform kolaborasi virtual, dan kecerdasan buatan (AI) mampu mentransformasi operasional perkantoran sekaligus mengoptimalkan proses kreatif produksi konten. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dengan praktisi HRD dan content creator, studi ini mengungkap bahwa implementasi digital workplace tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional hingga 40% dan produktivitas kerja 35%, tetapi juga menciptakan ekosistem kerja yang lebih kolaboratif, data-driven, dan adaptif terhadap perubahan pasar.Temuan penelitian menunjukkan lima pilar utama transformasi digital yang efektif: (1) digital infrastructure yang terintegrasi, (2) change management terstruktur, (3) pengembangan digital literacy karyawan, (4) penerapan data analytics untuk pengambilan keputusan, dan (5) budaya organisasi yang agile. Dalam konteks spesifik industri movie recap, adopsi teknologi seperti AI-powered editing tools, platform collaborative workspace, dan sistem performance analytics telah merevolusi alur kerja kreatif melalui automation, kolaborasi real-time, dan penyusunan konten berbasis audience insight. Namun, tantangan kompleks muncul dalam aspek digital talent gap, cybersecurity, dan ethical AI implementation, dimana 65% organisasi menghadapi resistensi perubahan dari karyawan yang belum siap secara digital. Implikasi strategis penelitian ini menekankan model hybrid yang mengintegrasikan technology adoption dengan human-centered approach. Organisasi perlu membangun digital transformation roadmap yang mencakup investasi infrastruktur TI, continuous learning program, dan agile leadership. Untuk industri kreatif digital, temuan ini merekomendasikan framework khusus yang menyeimbangkan creative freedom dengan technological efficiency, serta pengembangan digital ethics guideline untuk penggunaan AI yang bertanggung jawab.