Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) merupakan bencana yang sering terjadi diberbagai wilayah Indonesia. Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana kebaran hutan dan lahan, hal itu disebabkan karna Provinsi Riau memiliki kawasan ekosistem gambut gambut yang luas terutama pada wilayah perdesaannya. Jaringan sosial Masyarakat Peduli Bencana (MPB) Desa Tanjung Belit, Kabupaten Bengkalis saat ini berada dalam upaya mitigasi bencana kebakaran lahan gambut. Dikarenakan wilayah ini rentan akan terjadinya kebakaran lahan gambut setiap tahunnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan dinamika jaringan sosial internal dan eksternal MPB, termasuk peran dan fungsinya dalam pencegahan bencana. Subjek dalam penelitian ini meliputi anggota MPB, masyarakat lokal, serta mitra eksternal seperti Pemerintah Desa, PT.SPM, dan lembaga terkait, yang dipilih menggunakan teknik purposive. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikatan kuat dalam jaringan sosial MPB tercermin dari rasa kekeluargaan, kepercayaan, transparansi, dan motivasi kolektif, yang menunjukkan adanya hubungan emosional di samping hubungan formal. Sementara itu, ikatan lemah terlihat dalam kerja sama MPB dengan pihak eksternal, seperti Pemerintah Desa dan lembaga terkait. Meskipun ikatan kuat berperan sebagai jembatan untuk mengakses informasi, ide-ide baru, dan sumber daya tambahan, kerja sama dengan pihak eksternal cenderung tidak konsisten, sehingga memengaruhi efektivitas MPB dalam mitigasi bencana. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi ikatan kuat dan lemah dalam jaringan sosial memiliki peran strategis dalam meningkatkan kapasitas MPB untuk melakukan mitigasi bencana kebakaran lahan gambut.