Pengangguran struktural menjadi tantangan serius di Kabupaten Bekasi meskipun wilayah ini dikenal sebagai kawasan industri terbesar di Indonesia. Ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja lokal dengan kebutuhan dunia industri menyebabkan rendahnya tingkat serapan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Balai Latihan Kerja (BLK) dalam mengembangkan human capital berbasis pelatihan kerja guna menekan pengangguran struktural. Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif digunakan untuk menggambarkan implementasi pelatihan kerja di BLK Kabupaten Bekasi. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap pegawai BLK, peserta pelatihan, serta pihak Dinas Tenaga Kerja. Analisis dilakukan berdasarkan lima dimensi teori Human Capital Andrew Mayo, yaitu individual capability, individual motivation, organizational climate, workgroup effectiveness, dan leadership. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BLK memiliki peran strategis dalam peningkatan kemampuan dan motivasi tenaga kerja lokal melalui pelatihan berbasis kompetensi. Namun, efektivitas program masih terkendala keterbatasan fasilitas, kurangnya sinergi dengan industri, dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelatihan kerja.