Penelitian ini mengembangkan sistem pemantauan kualitas udara pasca letusan gunung berapi berbasis Internet of Things (IoT) dengan komunikasi LoRa Gateway berdaya rendah dan jangkauan jauh. Sistem memanfaatkan sensor MQ-135 untuk deteksi gas berbahaya serta DHT22 untuk pengukuran suhu dan kelembapan, dengan dua node pemancar yang mengirim data ke ESP32 gateway sebelum diteruskan ke MQTT Broker dan divisualisasikan secara real-time melalui Node-RED. Metode penelitian menerapkan pendekatan rancang–bangun–uji, mencakup verifikasi akurasi sensor, uji jangkauan LoRa pada beberapa jarak, serta analisis Received Signal Strength Indicator (RSSI). Hasil menunjukkan selisih pengukuran suhu sebesar ~1,2 °C terhadap alat pembanding dan waktu respons MQ-135 yang semakin cepat pada konsentrasi asap lebih tinggi. Pengujian lapangan membuktikan transmisi data andal hingga ±1,9 km pada kondisi semi-Line of Sight, dengan tren penurunan RSSI yang konsisten terhadap pertambahan jarak sesuai dengan model log-distance path loss. Sistem ini terbukti andal, hemat daya, dan mudah diakses secara daring, sehingga dapat diterapkan untuk pemantauan lingkungan dan mendukung mitigasi bencana di area terdampak erupsi.