Pengakuan Petrus harus dilihat sebagai pengakuan yang unik, karena pengakuan itu terlepas dari kekurangannya sebagai manusia. Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang Hidup” adalah penyataan dari Allah itu sendiri dan tidak mungkin ada orang lain yang dapat mengakui bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah yang hidup, jika dia tidak mendapatkan penyataan dari Bapa Sorgawi. Kata Mesias dalam teks ini berarti oknum manusia dan Allah, yang bertugas untuk memulihkan kerajaan Daud sebagaimana yang dijanjikan Allah. Kemudian Anak Allah yang hidup bermaksud Anak dari Allah yang dikenal Israel yaitu YHWH. Sehingga dapat disingkat Anak Allah. Dari pengakuan tersebut dapat juga diartikan sebagai berikut “Yesus adalah Allah dan Manusia yang bertugas untuk memulihkan kerajaan Daud sebagaimana yang Allah janjikan melalui Firmannya. Kemudian dengan memahami frase “Engkau adalah” maka perlu memahami pengakuan Petrus sebagai pernyataan penegasan yang berwibawa “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan JemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya”. Kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup atau Yesus adalah Allah dan Manusia. Adalah penyataan dari Bapa di Sorga. Tidak ada sumbangan dari manusia sedikitpun, oleh karena itu pernyataan tersebut harus diimani atau dipercayai oleh objek yang diberi penyataan tersebut. Dan iman yang dibutuhkan dalam menanggapi penyataan dari Allah itu, adalah iman yang seperti Petrus dan para murid, yakni menempatkan kepercayaan akan penyataan dari Allah pada tempat yang teratas.